Mohon tunggu...
Victor Hamel
Victor Hamel Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Masalah-Masalah Sosial

Rohaniawan dan Dosen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Politik Identitas Perempuan: Refleksi Kontekstual dari Cerita Calon Arang di Bali

31 Desember 2024   07:51 Diperbarui: 31 Desember 2024   07:51 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pendahuluan

            Kisah Calon Arang adalah suatu kisah klasik yang senantiasa hadir dalam ruang-ruang ritus suci keagamaan Hindu di Bali. Meskipun secara historis cerita ini bersumber dari konteks Jawa Timur di masa kepemimpinan raja Airlangga (1009M-1042M), namun keeratan sejarah Bali dan Jawa telah menempatkan narasi-narasi kebudayaan, sosial dan politik, berkelindan satu dengan yang lainnya melalui beragam jalur perjumpaan sosial, yang menghasilkan leburan-leburan makna baru dalam pemaknaannya. Di Bali, kisah Calon Arang kemudian mendapatkan ornamen-ornamen semiotik baru dalam bentuk seni yang terekspresi secara semarak dalam ritus-ritus keagamaan Hindu.

            Kisah Calon Arang adalah sebuah kisah epik mengenai seorang perempuan tua bernama Calon Arang yang pada akhir kisah hidupnya harus berhadapan dengan kekuatan seorang laki-laki bernama Mpu Baradah. Pada akhirnya pertarungan keduanya dimenangkan oleh Mpu Baradah. Dalam pemahaman sosio-religiusitas pertarungan ini dianggap sebagai sebuah pertarungan antara yang suci dan yang tidak suci. Kesucian, sebagaimana layaknya konsep religusitas selalu mengalahkan ketidaksucian. Mpu Baradah, seorang laki-aki suci menaklukan Calon Arang seorang wanita yang dianggap jahat karena kekuatan magis jahatnya.

            Tulisan ini tidak membantah akan hal itu tetapi mencoba melihat sisi lain dari perspektif suci -- tidak suci tersebut yaitu dari perspektif politik identitas dan kemudian merefleksikannya dalam konteks yang lebih luas yaitu peran perempuan dalam politik di Indonesia.

Narasi Singkat Kisah Calon Arang 

(disarikan dari berbagai sumber)

            Legenda ini secara historik memiliki lokus di Kediri pada zaman Raja Airlangga (1009-1042), pendiri Kerajaan Kahuripan.  Diceritakan bahwa di daerah tersebut hiduplah seorang janda yang bernama Calon Arang yang tinggal di desa Girah yang memiliki kesaktian yang luar biasa. Salah satu nama lain sering disebut dengan Rangda Nateng Girah artinya janda yang memiliki kekuasaan yang hebat dari Girah). Calon Arang adalah penyembah dewi Durga dan dengan kekuatan ilmu hitamnya dapat berubah menjadi leak.  Janda ini memiliki seorang anak gadis dengan paras yang sangat cantik bernama Ratna Manggali. Namun sayang tidak ada seorang lelaki yang mau mempersunting gadis ini karena takut bahwa gadis ini memiliki kekuatan jahat yang diturunkan dari ibunya, Calong Arang. Akibatnya Calong Arang menjadi gelisah dan marah karena tidak ada laki-laki yang mau mempersunting anak gadis cantiknya. Dikisahkan bahwa kemudian Calong Arang menyebarkan penyakit kepada masyarakat di desa Girah dan hampir sebagian besar masyarakat sakit dan akhirnya meninggal karena penyakit yang disebarkan tersebut.

            Raja Airlangga menjadi gelisah dengan keadaan ini dan kemudian memanggil gurunya Mpu Baradah untuk mengatasi hal ini. Melalui taktik yang direncanakan, maka Mpu Baradah meminta muridnya Mpu Bahula untuk menikahi Ratna Manggali. Tetapi dengan catatan Mpu Bahula harus mengusahakan agar dapat mengetahui dasar kekuatan sihir dari Calon Arang. Maka ketika Mpu Bahula datang dan meminang Ratna Manggali, Calong Arang begitu senang dan kemudian mengadakan pesata pernikahan tersebut selama tujuh hari tujuh malam. Mpu Bahula dan Ratna Manggali memang menjalin percaintaan ini secara serius dan mereka saling jatuh cinta.

            Setelah kehidupan pernikahan mereka jalani, maka suatu waktu bertanyalah Mpu Bahula kepada istrinya, "Apa yang membuat Calon Arang memiliki kekuatan sihir yang begitu ampuh?". Ratna Manggali menjawab bahwa ibunya memiliki sebuah kitab yang sangat sakti dan hal itu tidak bisa lepas dari Calon Arang, bahkan ketika tidur kitab itu juga dibawa oleh Calon Arang. Mendengar informasi ini lalu Mpu Baradah berusaha untuk mengambil kitab tersebut. Hal itu dilakukannya ketika Calon Arang sedang tertidur pulas, maka ia mengambil dan membawanya kepada Mpu Baradah untuk dipelajari, sehingga ketahuanlah kelemahannya. Mengetahui kitabnya dicuri oleh Mpu Bahula dan diserahkan kepada Mpu Baradah  maka murkalah Calon Arang dan mengajak untuk bertarung kekuatan sihir.

            Dikisahkan bahwa pertarungan ini sangat sengit karena sama-sama memiliki kesaktian yang luar biasa. Namun pada akhirnya Calon Arang dikisahkan kalah dan mati dan dengan demikian keadaan masyarakat di bawah pemerintahan Raja Airlangga menjadi tenang dan tenteram kembali. 

Politik Identitas Perempuan: Refleksi Kontekstual Kisah Calon Arang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun