Mohon tunggu...
Valentinus Galih Vidia Putra
Valentinus Galih Vidia Putra Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer, Politeknik STTT Bandung, Kemenperin R.I.

assoc. Prof.Dr. Valentinus Galih Vidia Putra, S.Si., M.Sc. is a Senior lecturer of physics at Politeknik STTT Bandung, the Ministry of Industry of the Republic of Indonesia. He received his Bachelor's degree from Universitas Gadjah Mada in 2010. In 2012 he received a Master of Science (supervisor: Prof. Dr. Eng. Yusril Yusuf, M.Sc., M.Eng), and in 2017, a Doctor of Physics (supervisor: Dr.rer.nat. Muhammad Farchani Rosyid, M.Si, and Dr. Guntur Maruto, M.Si) from Universitas Gadjah Mada with cum-laude predicate. Between 2017 and 2022, he spent his research time mostly at the Department of Textile Engineering, Politeknik STTT Bandung; Department of Pharmacy, Universitas Islam Bandung; Department of Physics, Universitas Gadjah Mada; Department of Physics, Universitas Nusa Cendana; and Universitas Trisakti. His current research interests are Artificial Intelligence, Plasma physics, Electronic textiles, Nanofiber, General theory of relativity, and applied physics. Office: Physics Lab., Gd. Manunggal, Politeknik STTT Bandung, Jalan Jakarta No.31, Kebonwaru, Kec. Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat 40272. Scopus Author ID: 57184259400 ResearcherID: N-9523-2015

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apakah Mungkin Manusia Dapat Hadir di Dua Tempat Berbeda pada Waktu yang Bersamaan?

18 November 2023   12:54 Diperbarui: 18 November 2023   15:20 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah anda berpikir bahwa materi bermassa, seperti manusia, dapat hadir di dua tempat berbeda pada waktu yang bersamaan? Atau mungkin pernahkah anda mendengar mengenai cerita Presiden ke-4 Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab disapa Gus Dur  dapat  hadir di dua tempat berbeda namun dalam waktu yang bersamaan (lihat) . 

Untuk menjawab apakah materi bermassa dapat hadir di dua tempat berbeda dalam waktu yang bersamaan, jawabannya adalah mungkin. Materi bermassa, seperti manusia, yang tersusun dari banyak elektron, atom, dan molekul memiliki kebolehjadian hadir di dua tempat bahkan lebih pada waktu yang bersamaan secara teori dan eksperimen yang terdapat dalam  prinsip superposisi pada Fisika Kuantum. 

Prinsip superposisi dalam Fisika Kuantum menjelaskan bahwa suatu keadaan saat sebuah benda bermassa dapat berada pada dua posisi dalam waktu bersamaan, bahkan hasil eksperimen para Fisikawan dari Universitas Stanford kini juga telah berhasil mendemonstrasikan prinsip superposisi pada sekelompok atom pada jarak yang lebih jauh dari sebelumnya, yaitu sejauh 54 sentimeter, atau sekitar 1,77 kaki.  

Pada abad modern ini para Fisikawan dunia berlomba untuk menghasilkan suatu sains dan teknologi baru yang dapat digunakan untuk kebermanfaatan umat manusia, termasuk para Fisikawan di Indonesia. Pada tahun 2012 para Fisikawan partikel telah menemukan partikel pembentuk massa dan materi yang diberi nama "partikel Tuhan" atau partikel Higgs Boson yang memiliki fitur mengkhawatirkan yang mungkin menjadi sangat tidak stabil pada energi di atas 100 miliar giga electron volts (GeV) (lihat).

Alam semesta dipenuhi dengan Higgs boson. Saat atom dan bagian atom bergerak semakin besar, atom-atom tersebut berinteraksi dan menarik Higgs Boson, yang berkumpul di sekelilingnya dalam jumlah yang bervariasi. Partikel-partikel tertentu akan menarik partikel Higgs Boson yang lebih besar, dan semakin banyak partikel Higgs Boson yang tertarik, maka semakin besar massa materi tersebut. 

Penjelasan tersebut membantu melengkapi pemahaman para ilmuwan tentang sifat semua materi bermassa.  Para ilmuwan berhasil menemukan "Partikel Tuhan" atau partikel Higgs Boson pada 2012 di Large Hadron Collider yang didirikan oleh organisasi penelitian nuklir Eropa (CERN) melalui percobaan dengan menabrakan dua proton berkecepatan tinggi. 

Partikel ini menjadi unsur sangat penting untuk dapat menjelaskan mengapa hal-hal di dunia ini memiliki massa dan dapat menggambarkan partikel dasar yang membentuk alam semesta beserta gaya yang bekerja. Belakangan ini juga terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa materi bermassa dapat berada dalam dua tempat bahkan banyak tempat berbeda pada waktu yang bersamaan. 

Sebuah tim peneliti yang terdiri dari beberapa ilmuwan dari Universitas Vienna dan Universitas Basel telah menguji prinsip superposisi kuantum dalam skala molekul raksasa yang dapat berada di dua tempat berbeda pada waktu yang bersamaan melalui prinsip fisika kuantum. Markus Arndt adalah Profesor Nanofisika Kuantum di Universitas Vienna dan memimpin tim peneliti pada riset tersebut. Dia menjelaskan prinsip superposisi adalah suatu prinsip yangmana Superposisi diartikan sebagai suatu keadaan saat sebuah benda dapat berada pada dua posisi dalam waktu bersamaan. Menurutnya, jika dalam mekanika klasik, kita umumnya mendeskripsikan benda dengan momentum dan posisi, namun mekanika kuantum memberi tahu kita bahwa materi harus dijelaskan dengan fungsi gelombang (lihat). 

Prof. Markus Arndt bersama dengan para Ilmuwan telah mengetahui adanya prinsip superposisi ini selama beberapa waktu dan secara teoritis sesuai dengan beberapa fakta, yaitu bahwa setiap partikel atau kelompok partikel di alam semesta dapat bersifat gelombang, termasuk partikel besar, seperti bakteri, manusia, planet, dan bintang adalah gelombang. 

Gelombang ini dapat menduduki banyak tempat di ruang angkasa secara bersamaan di banyak tempat. Fenomena ini dikenal sebagai "superposisi kuantum," dan selama beberapa dekade, Fisikawan telah berhasil mendemonstrasikannya menggunakan partikel-partikel kecil, seperti elektron. Fisikawan dari Universitas Stanford menemukan beberapa fakta yang berkaitan dengan fenomena-fenomena dasar dalam mekanika kuantum, yaitu bahwa dua partikel yang terpisah dapat berinteraksi secara instan, sebuah fenomena yang disebut belitan kuantum. (Einstein menyebutnya sebagai "aksi seram dari jarak jauh", namun terdapat bukti signifikan yang mendukung teori belitan kuantum tersebut.) dan fenomena lain yang disebut superposisi kuantum. Prinsip superposisi ini menunjukkan bahwa partikel dapat berada di dua lokasi terpisah sekaligus. Para Fisikawan dari Universitas Stanford kini telah berhasil mendemonstrasikan superposisi pada sekelompok atom pada jarak yang lebih jauh dari sebelumnya, yaitu sejauh 54 sentimeter, atau sekitar 1,77 kaki. Jarak terjauh yang pernah dicapai sebelumnya adalah kurang dari satu sentimeter (lihat). Sekitar 80 tahun yang lalu, para ilmuwan menemukan bahwa ada kemungkinan untuk berada di dua lokasi pada waktu yang sama , setidaknya untuk sebuah atom atau partikel subatom, seperti elektron. Pada kisaran ukuran tersebut, setiap materi dan energi berada dalam keadaan yang tak tentu, sehingga memungkinkannya menempati tidak hanya dua lokasi namun tak terhingga secara bersamaan (Lihat). 

Kesuksesan dalam merumuskan dan mengeksperimenkan fenomena superposisi dalam partikel renik, mendorong para ilmuwan untuk meningkatkan eksperimen mereka, yaitu dengan menunjukkan superposisi kuantum pada molekul bermassa yang semakin besar. Dalam sebuah makalah yang dipublikasikan pada 23 September di jurnal Nature Physics, sebuah tim peneliti internasional berhasil membuat molekul yang terdiri dari hingga 2.000 atom berada di dua tempat secara bersamaan (Lihat).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun