Mohon tunggu...
Valentinus Galih Vidia Putra
Valentinus Galih Vidia Putra Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer, Politeknik STTT Bandung, Kemenperin R.I.

assoc. prof. Dr. Valentinus Galih Vidia Putra, S.Si., M.Sc. is a Senior lecturer of physics at Politeknik STTT Bandung, the Ministry of Industry of the Republic of Indonesia. He received his Bachelor's degree from Universitas Gadjah Mada in 2010. In 2012 he received a Master of Science (supervisor: Prof. Dr. Eng. Yusril Yusuf, M.Sc., M.Eng), and in 2017, a Doctor of Physics (supervisor: Dr.rer.nat. Muhammad Farchani Rosyid, M.Si, and Dr. Guntur Maruto, M.Si) from Universitas Gadjah Mada with cum-laude predicate. Between 2017 and 2022, he spent his research time mostly at the Department of Textile Engineering, Politeknik STTT Bandung; Department of Pharmacy, Universitas Islam Bandung; Department of Physics, Universitas Gadjah Mada; Department of Physics, Universitas Nusa Cendana; and Universitas Trisakti. His current research interests are Artificial Intelligence, Plasma physics, Electronic textiles, Nanofiber, General theory of relativity, and applied physics. Office: Physics Lab., Gd. Manunggal, Politeknik STTT Bandung, Jalan Jakarta No.31, Kebonwaru, Kec. Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat 40272. Scopus Author ID: 57184259400 ResearcherID: N-9523-2015

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Penerapan Machine Learning pada Tekstil

10 Juli 2023   08:25 Diperbarui: 10 Juli 2023   10:19 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mana yang Lebih Baik?
Tidak ada jawaban pasti tentang mana yang lebih baik antara ANN dan QNN, karena kedua metode memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Pilihan metode yang lebih baik tergantung pada jenis data, kompleksitas tugas, dan ketersediaan sumber daya komputasi.

ANN telah terbukti efektif dalam berbagai aplikasi dan telah digunakan secara luas. ANN lebih matang dalam penggunaannya dan dapat diterapkan pada berbagai permasalahan dengan hasil yang memuaskan. Di sisi lain, QNN merupakan bidang penelitian yang baru dan sedang berkembang. Sementara QNN menjanjikan potensi untuk mengatasi beberapa masalah yang sulit, diperlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk memanfaatkan potensinya sepenuhnya.

Penting untuk mengevaluasi kebutuhan spesifik peneliti dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kompleksitas data, ukuran set data, dan sumber daya komputasi yang tersedia saat memilih metode yang tepat untuk tugas tertentu.

Kesimpulan:
Penerapan metode komputasi seperti Artificial Neural Networks (ANN), Support Vector Machines (SVM), Quantum Neural Networks (QNN), Response Surface Methodology, dan Adaptive Neuro-Fuzzy Inference Systems (ANFIS) telah memberikan kontribusi besar dalam bidang tekstil. Metode-metode ini telah membantu meningkatkan kualitas produk, efisiensi produksi, dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Dengan terus maju dan berkembangnya teknologi, penggunaan metode komputasi dalam bidang tekstil diharapkan akan memberikan inovasi dan kemajuan yang lebih lanjut untuk industri tekstil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun