Mohon tunggu...
Muhammad Raihan Syaikhul Huda
Muhammad Raihan Syaikhul Huda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Geohelix - Tim PKM RSH IPB University

Mari #BerbagiPeran, Capai Tujuan Bersama!🌱🌏 #visitgeoparkujungkulon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Nasional ke Global: Transformasi Geopark Ujung Kulon melalui Model Pentahelix

7 Juli 2024   20:01 Diperbarui: 7 Juli 2024   21:22 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Geopark Nasional Ujung Kulon (GNUK), yang terletak di ujung barat Pulau Jawa, merupakan kawasan yang kaya akan keanekaragaman hayati dan geologi. Taman Bumi ini memperoleh predikat Geopark Nasional pada 10 November 2023 lalu dengan penetapannya yang tertuang dalam  Surat Keputusan (SK) Menteri ESDM RI No. 393.K/GL.01/MEM.G/2023.Geopark Nasional Ujung Kulon memiliki warisan geologi yang mencakup endapan tsunami dan gunung api purba serta berbagai ekosistem hutan hujan tropis yang masih terjaga. Potensi luar biasa ini menempatkan Ujung Kulon sebagai kandidat kuat untuk menjadi UNESCO Global Geopark.

Dalam wawancara bersama perwakilan Badan Pengelola Geopark dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pandeglang, Ibu Rossy berpendapat bahwa pengembangan Geopark Nasional ujung Kulon bukan hanya soal pariwisata, tetapi juga untuk pelestarian alam dan budaya, peningkatan kerjasama regional dan internasional, serta sebagai upaya untuk pemberdayaan masyarakat. Melihat beberapa geopark di Indonesia yang semakin dekat untuk mendapat predikat tersebut seperti Geopark Kebumen, pengakuan UNESCO Global Geopark untuk GNUK akan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional dalam hal pengelolaan dan konservasi geopark.

Untuk mewujudkan UNESCO Global Geopark, strategi pengembangan Geopark Ujung Kulon diupayakan mengadopsi Model Pentahelix, yang melibatkan lima elemen utama, yaitu akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media. Kolaborasi ini diharapkan menciptakan sinergi yang kuat dalam pengembangan dan promosi geopark.

Bagaimana sistematika model kolaborasi pentahelix?

Model kolaborasi pentahelix berupaya mendorong sektor pariwisata dan sistem kepariwisataan dengan meningkatkan peran business, government, community, academic, and media untuk menciptakan nilai manfaat kepariwisataan serta keuntungan dan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. (Edoardus, 2020). Berikut merupakan stakeholder yang berkolaborasi dalam pengelolaan GNUK

  • Pemerintah

Dalam kolbaorasi ini, pemerintah diharapkan menyusun kebijakan dan regulasi yang mendukung pengembangan geopark, serta menyediakan infrastruktur dan fasilitas dasar yang diperlukan. Stakeholder seperti Dinas Pariwisata dan Keebudayaan (Disparbud) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) juga harus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program pengembangan geopark.

  • Swasta

Peran pihak swasta adalah sebagai pihak yang membantu pengelolaan dalam mengembangkan produk dan layanan wisata yang berkelanjutan. berinvestasi dalam infrastruktur pariwisata dan fasilitas pendukung lainnya. Selain itu, pada Geopark Nasional Ujung Kulon, pihak swasta dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk pemeriksaan lahan kepemilikan yang termasuk ke dalam situs geologi agar dapat dimanfaatkan.

  • Akademisi

Akademisi berperan membantu meningkatkan kapasitas masyarakat lokal dalam mengelola dan menjaga warisan geologi Ujung Kulon. Kehadiran peran akademisi penting dalam melakukan penelitian dan mengembangkan program pendidikan yang terkait dengan geopark, seperti dalam pengelolaan GNUK yang melibatkan Geolog Universitas Indonesia untuk melaksanakan studi geologi dan kajian ilmiah di Geopark dan menyediakan data geologi dan informasi teknis.

  • Komunitas

Komunitas lokal diberdayakan melalui program peningkatan kapasitas dan edukasi tentang pentingnya konservasi dan pengelolaan sumber daya alam. Partisipasi aktif masyarakat akan meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab mereka terhadap geopark. Seperti kelompok Paniis Lestari yang bergerak dalam bidang ekowisata dan konservasi terumbu karang di Desa Paniis, Kabupaten Pandeglang.

  • Media

Peran media sangat penting dalam menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran publik tentang keunikan dan pentingnya Geopark Ujung Kulon. Salah satu penyebaran informasi terkait Geopark yang dikelola Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Pandeglang menunjukkan keterlibatan stakeholder media. Kampanye melalui media sosial dan platform digital lainnya akan membantu mempromosikan geopark ke audiens yang lebih luas.

Transformasi Geopark Ujung Kulon dari tingkat nasional ke global melalui penerapan Model Pentahelix menunjukkan bahwa kolaborasi multi-sektoral dapat menjadi kunci sukses dalam menjaga dan mengembangkan geopark. Dengan strategi yang tepat, Geopark Ujung Kulon tidak hanya akan menjadi destinasi wisata yang menarik, tetapi juga menjadi contoh keberhasilan pengelolaan geopark yang berkelanjutan di Indonesia. Kombinasi pemangku kepentingan pentahelix  seperti pemerintah, swasta, akademisi, komunitas, dan media menciptakan sinergi yang kuat dalam menjaga keunikan dan kekayaan alam serta budaya Ujung Kulon dalam pengembangan geopark. Hal tersebut juga dapat membawa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat setempat.

Referensi:

- Masterplan Geopark Ujung Kulon 2021-2031.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun