Mohon tunggu...
Rahmi Sumardi
Rahmi Sumardi Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Pernah bermimpi menjadi peneliti. Saat ini sedang menikmati lakon sebagai ibu rumah tangga sambil belajar mengolah kata.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Artikel di BMJ dan Pengalaman Memberikan ASI Eksklusif Selama 6 Bulan

15 Januari 2011   03:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:34 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kembali pada artikel di atas, saya mencoba menelusuri pustaka yang digunakan para peneliti. Riset yang menjadi dasar pernyataan bahwa bayi yang disusui secara eksklusif selama 6 bulan berisiko menderita anemia dilakukan di Honduras.  Pustaka lain menjelaskan hasil studi tersebut berlaku pada bayi dan ibu dengan sedikit cadangan besi. Artinya, bayi yang disusui secara eksklusif selama 6 bulan mungkin akan mengalami anemia bila selama hamil ibunya kekurangan zat besi. Artikel di BMJ tersebut berpotensi menimbulkan salah penafsiran karena tidak menjelaskan secara detil kondisi bayi yang diteliti. Sayangnya saya tidak mendapatkan artikel asli yang dirilis The Lancet pada tahun 1994.

Data lebih terkini menjabarkan kemungkinan bayi Amerika Serikat yang mendapat ASIX selama 6 bulan memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami anemia dibandingkan bayi dengan ASIX selama 4-5 bulan. Hasil survei ini pun tidak bisa digeneralisasi pada semua populasi. Seperti yang mereka tulis, diperlukan penelitian lanjutan dengan metoda yang lebih kuat untuk menguji temuan tersebut.

Fewtrell dkk. juga menyebut potensi terjadinya alergi pada bayi yang disusui 6 bulan penuh. Kebetulan anak saya mengalami alergi susu sapi. Tapi saya tidak pernah berpikir ASIX 6 bulan sebagai biang keladi. Perlu kajian yang lebih dalam untuk membuktikan hipotesis ASIX menyebabkan alergi. Pada kasus anak saya, mungkin saja sistem pencernaannya memang belum siap menerima protein susu sapi. Sumber pustaka yang saya baca menyebutkan alergi susu sapi biasanya menghilang sendiri di saat anak berusia 3 tahun. Karena itu saya tidak terlalu khawatir dengan kondisi ini. Dokter anak saya menyarankan untuk menunda pemberian makanan yang mengandung susu sapi hingga usia setahun.

Ibu-ibu yang sedang menyusui mungkin akan bertanya, anjuran mana yang harus diikuti? Apakah rekomendasi WHO atau hasil analisis ini? Menurut saya, studi pustaka yang dilakukan Fewtrell dkk. terlalu lemah untuk dijadikan landasan mengubah kebijakan ASIX dari 6 bulan kembali menjadi 4 bulan. Lagipula saran yang mereka berikan lebih ditujukan kepada negara-negara anggota Uni Eropa dan Amerika Serikat yang penduduknya rentan mengalami coeliac. Kelainan ini berupa intoleransi terhadap protein gluten yang terdapat pada keluarga gandum dan umumnya dialami ras caucasoid. Namun karena media seperti Kompas ikut mengutip artikel tersebut dikhawatirkan program ASIX selama 6 bulan yang sedang digalakkan Pemerintah menjadi terganggu.

Di balik setiap penelitian biasanya ada penyandang dana. Hasil penelitian tidak mustahil diselaraskan dengan kepentingan pemilik modal. Para penulis artikel tersebut memang menyatakan tidak ada sponsor yang membiayai kegiatan mereka. Jadi tidak ada conflict of interest terhadap hasil analisis yang dirilis. Namun jangan lupa, tiga dari empat penulis artikel itu pernah bekerja atau menerima dana riset dari sebuah perusahaan makanan bayi (lihat bagian Footnotes). Anda bisa menebak kelanjutan penelitian ini mau dibawa ke mana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun