Keywords
Catholic Religious Education; Character Education; Morality
Pendahuluan
Pendidikan adalah fondasi utama dalam membentuk karakter individu, terutama pada masa remaja yang merupakan periode kritis dalam perkembangan seseorang. Di tengah tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, remaja sering kali terpapar pada nilai-nilai yang bertentangan dengan moral dan etika. Oleh karena itu, pendidikan agama Katolik diharapkan dapat menjadi solusi untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang baik. Pendidikan agama Katolik tidak hanya mengajarkan iman tetapi juga membentuk kepribadian dan moral peserta didik.
Pendidikan agama Katolik memiliki tujuan yang lebih luas daripada sekadar pengajaran doktrin atau ritual keagamaan. Ini mencakup pengembangan karakter dan moralitas siswa melalui pengajaran nilai-nilai Kristiani yang mendasar. Dalam konteks ini, artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi pentingnya pendidikan agama Katolik sebagai sarana pembentukan karakter dan moral bagi remaja.
Kajian Teori
1. Pendidikan Agama Katolik
Pendidikan agama Katolik memiliki tujuan untuk mengenalkan iman kepada siswa serta membimbing mereka dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Kristus. Menurut penelitian sebelumnya, pendidikan agama Katolik efektif dalam menanamkan nilai-nilai karakter yang positif kepada siswa.
Pendidikan agama Katolik tidak hanya berfokus pada aspek spiritual tetapi juga mencakup pengembangan intelektual dan emosional siswa. Melalui kurikulum yang terstruktur dengan baik, siswa diajarkan untuk memahami ajaran iman mereka serta bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Pendidikan yang sejati harus meliputi pembinaan utuh dari pribadi manusia, suatu pembinaan yang memperhatikan tujuan akhir dari manusia serentak bila kesejahteraan umum dari masyarakat, maka peserta didik-peserta didik dan para emas hendaknya dibina sedemikian rupa sehingga dapat mengembangkan bakat-bakat fisik, moral, dan intelektual mereka secara harmonis dan sehingga mereka memperoleh suatu rasa tanggung jawab yang semakin sempurna dan penggunaan tepat dari kebebasan mereka: pula dapat berperan dalam kehidupan sosial secara aktif." (Komkat KWI, 2008: 2 & 4)
2. Karakter dan Moral