Mohon tunggu...
dharu suwandono
dharu suwandono Mohon Tunggu... Guru - ora penting dadi opo-opo, nanging dadio opo-opo

no profile with me, but many profile with us

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Antara Corona, Imunitas, dan Aktivitas (Olah Gerak)

19 April 2020   22:37 Diperbarui: 19 April 2020   23:09 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memahami secara bijak fenomena virus corona (COVID-19) adalah langkah preventif yang bisa dikatakan cukup efektif. Dan dengan memiliki literasi faktual terkait hal tersebut, dapat digunakan sebagai langkah promotif edukatif, dimana sangat dibutuhkan dalam menyaring informasi yang cenderung simpang siur atau bahkan menyesatkan (hoax). 

Sejenak coba kita gambarkan Corona dalam tataran medis. Ada berbagai macam jenis virus yang kita ketahui berada dan beredar di sekitar manusia, seperti Dengue virus, HIV, Herpes, Hepatitis dan lain-lain termasuk Corona. Ada sekitar 200 jenis virus dari Corona itu sendiri yang terdapat pada hewan, dan hanya teridentifikasi 7 jenis yang sanggup menyerang manusia, khususnya COVID-19.

Diketahui bahwa seseorang yang terpapar COVID-19 belum tentu berisiko terburuk dengan sebuah kematian. Secara sederhana paparan-paparan ini dapat dibedakan menjadi tiga, yang pertama adalah terpapar dengan sedikit virus akan tetapi tidak memunculkan dampak infeksi.

Kedua terpapar virus dengan jumlah yang berarti dengan dampak infeksi yang tidak berat/ berlebihan dengan peluang harapan sembuh yang besar.

Dan yang terakhir ketiga adalah terpapar dengan dosis yang cukup besar dengan dampak infeksi yang berat bahkan sampai pada sebuah kematian (sumber Prof. Amin Subandrio dalam ILC). Dengan asumsi itu maka, peluang terbesar yang diharapkan adalah memperkecil paparan dalam kategori yang ketiga, sehingga dapat menekan dari jumlah kematian yang diakibatkan dari virus tersebut. 

Dalam kesempatan yang sama, yang tak kalah penting juga ditekankan oleh Prof Amin adalah mengenai pentingnya imunitas. Dalam kasus pandemi Covid-19, peran dari medis secara kuratif sangatlah terbatas atau bisa dibilang belum mampu, dimana hal ini dikarenakan belum ditemukannya secara pasti penangkal (obal atau vaksin) dari si  Covid 19 ini, sehingga penjaga/benteng dari pertahanan tubuh secara internal dari serangan si Covid 19 ini adalah dengan Imunnitas. Maka beberapa hal yang menjadi kunci seperti menjaga kekebalan (imunitas) dan menghindari resiko dosis paparan yang tinggi dirasa sebagai langkah perventif individual yang dirasa cukup efektif.

Berbicara mengenai Imunitas. Dari beberapa teori kesehatan (medis) dijelaskan secara sederhana bahwa "Imunitas Tubuh adalah sebuah sistem perlindungan dari tubuh manusia secara biologis yang memberikan pertahanan/ perlawanan dari pengaruh biologis (patogen) di luar tubuh manusia yang dapat merusak/mengacaukan sistem dalam tubuh manusia itu sendiri.

Sistem imunitas tubuh sangat dipengaruhi oleh sel darah putih (Leukosit) dengan banyak macam/jenisnya (netrofil, monosit,limfosir dll), dimana sel darah putih berfungsi melawan para penyakit (patogen) dengan cara yang unik sesuai fungsi dan bagian masing-masing.

Berbagai informasi-informasi yang beredar pada masyarakat akhir-akhir ini sangatlah beragam, dan dengan sangat mudah tersebar bebas tanpa didukung sumber pengetahuan yang cukup jelas. Dalam hal ini, tips-tips atau cara-cara dalam upaya meng-aktifkan dan sekaligus menumbuhkan/ meningkatakan Imunitas sangat diperlukan dalam nuansa yang faktual, konseptual dan bahkan prosedural.

Hal ini sangat diperlukan, mengingat bahwa banyak sekali edukasi-edukasi yang sangat diperlukan masyarakat dalam menyikapi kehadiran corona (Covid 19). 

Sedikit menyinggung faktor-faktor pendukung lain, seperti berbagai upaya pemerintah dengan himbauan yang berupa physical distancing dan social distancing adalah sebagai upaya pencegahan/pemutusan dari kontak penularan dan upaya nengurangi jumlah paparan yang lebih berat dalam sebuah proses isolasi pasien yang telah terjangkit, yang sekaligus didukung dengan penggunaan masker, cuci tangan ataupun penyemprotan disinfectan pada benda-benda mati yang mudah tersentuh.

Beberapa hal terkait dengan peng-aktifan/ peningkatan Imunitas dapat dilakukan dengan beberapa hal, dan dalam hal ini penulis mengkategorikan menjadi dua hal yaitu dari faktor eksternal dan faktor internal. Dimana faktor eksetenal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari luar tubuh manusia dan faktor internal sangatlah dipengaruhi oleh tubuh itu sendiri dalam memetaobolisme sedemikian ruga organ-organ tubuh dalam rangka meningkatkan Imunitas. 

Faktor eksternal digambarkan sebagai bantuan-bantuan dari luar tubuh yang secara biologis dapat dipercaya secara konseptual untuk  dapat membantu dan mendukung dalam peng-aktifan/ peningkatan imunitas tubuh.

Sebagai contoh adalah asupan nutrisi-nutrisi pendukung (seperti makanan bergizi, jamu atau yang lain), sinar matahari ( UV-B) yang dipercaya dapat membantu penyerapan kalsium bagi tulang (dimana secara fisologis, sum-sum tulang adalah penghasil Leukosit dalam jumlah yang cukup berarti) sekaligus penemuan dan penggunaan vaksin yang secara terapan-nya  dapat meningkatkan ke-peka-an imunitas tubuh  pada jenis virus tertentu yang mengancam bagi tubuh. 

Beralih pada faktor Internal, yang digambarkan sebagai kesiapan-kesiapan dari organ-organ tubuh dalam mendukung peng-aktifan/peningkatan Imunitas tubuh itu sendiri. Sebagai gambaran sederhana antara lain :

1. Kondisi tulang yang baik, terlebih tulang pipih atau ujung tulang pipa (dekat sendi) yang disimpulkan secara teori menghasilkan mayoritas dari sel darah putih (leukosit)

2. Jantung dan paru-paru yang baik sekaligus lancarnya pembulu darah, dimana jantung akan secara baik dalam memompa darah, sehingga aliran darah (bloodstream) yang lancar (terbebas dari arteriosklerosis , yaitu hambatam/ penimbunan/ penyumbatan  diakibatkan oleh lemak jahat/LDL) akan membantu proses metabolisme, khususnya dalam distribusi Oksigen.

3. Kondisi sel darah merah yang baik, dimana sel darah merah dengan sifat  sebagai pembawa (carier) oksigen (O2) yang akan sangat mendukung kesiapan dari setiap sel dalam menghasilkan energi, khususnya pembentukan ATP.

4. Kondisi organ-organ lain yang secara sinergitas secara metabolime dapat mendukung terwujudnya Imunitas tubuh dalam menghadapi serangan dari penyakit (patogen) termasuk Covid-19.

Berbagai tips-tips tekait hal tersebut diatas seringkali diwujudkan dalam bentuk informasi atau edukasi di berbagai media, seperti acara atau artikel mengenai kesehatan, nutrisi, pengobatan alternatif maupun olahraga (aktifitas olah gerak).

Akan tetapi dalam pandangan penulis masih perlu diberikan penguatan-penguatan literasi, khususnya pada bentuk olahraga (aktifitas), sehingga tidak terjadi kesalahan yang fatal dalam menentukan bentuk-bentuk aktifitas (olahgerak), seperti ditemui pada sebuah video viral, dimana seorang pasien positif Covid 19 mengangkat sebuah galon air sambil berlari-lari.

Dalam kesempatan ini, penulis juga akan membagikan tips-tips terkait peng-aktifan/peningkatan Imunitas tubuh yang secara internal dapat membantu untuk meng-aktifkan/ meningkatkan Imunitas dengan melakukan bentuk-bentuk olah gerak/ aktifitas gerak yang baik, tidak berlebihan dan tentu saja merujuk pada teori-teori pendukung yang berhubungan.

dok. pribadi
dok. pribadi
Beberapa bentuk dari olahraga /aktifitas olah gerak dan beberapa hal yang terkait secara fisiologis antara lain adalah sebagai berikut :

1. Lakukan kegiatan olah gerak secukupnya dalam meningkatkan metabolisme yang bertujuan memperlancar peredarah darah. Dalam hal ini, gerak berpatokan pada ritmia detak jantung yang tak lebih dari 120 detak permenit.

Dapat dipantau secara manual atau menggunakan jam sehat agar lebih praktis dan efisien. Dimana hal ini bertujuan meningkatkan metabolisme tubuh secara tidak berlebihan, sehingga cukup membantu mengaktifkan jantung untuk memperlancar peredaran darah.

ritmia-jantung-5e9c6c2ad541df28730abb72.png
ritmia-jantung-5e9c6c2ad541df28730abb72.png
2. Gerak melibatkan banyak sendi, terutama sendi tulang pipih sekitar daerah punggung untuk daerah atas atau pinggul untuk daerah bawah. Sebagai contoh menggerakkan tangan ke atas dan bawah secara bergantian, menggerakkan sendi-sendi kecil atau gerak-gerak ringan yang lain.

3. Hindari pembebanan  berlebih (memakai pemberat, menaikkan intensitas, high impact/beat dll) , dengan resiko cidera dan penurunan kondisi akibat kelelahan yang berlebihan. Bentuk rangkaian gerak ringan dengan durasi lama (kurang lebih 30 menit).

Dapat berbentuk senam pemanasan, dengan tujuan jaringan seperti otot tidak mengalami kelelahan yang berarti. Karena penurunan kondisi akan membuat masalah baru yang justru dapat menurunkan kadar Imunitas dalam tubuh.

4. Kurangi porsi bentuk olahgerak jika kondisi tubuh tidak/ kurang prima atau sakit, sebagai contoh lakukan senam anggota tubuh yang tidak melibatkan tubuh secara keseluruhan, seperti senam jari, mengayun tangan dengan posisi duduk, menggerakan satu lutut secara bergantian dengan posisi duduk atau gerak-gerak lain yang dianggap sangat ringan.

5. Beri dukungan dari faktor ekternal (dari luar) tubuh dalam meningkatkan kadar imun tubuh. sebagai contoh minum air hangat pada waktu jeda saat melakukan kegiatan olah gerak, kegiatan olah gerak dilakukan bersamaan dengan berjemur di bawah sinar matahari dan mengembalikan kondisi saat recovery (pemulihan) dengan memakan/konsumsi makanan sehat yang dibutuhkan tubuh.

SEKIAN, SEMOGA BERMANFAAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun