30 September 2009 sore hari di Sumatera Barat. Suasana libur lebaran masih menggelayuti pikiran setiap orang. Oleh karena itu, semua orang sibuk bergegas berkemas untuk beranjak dari aktivitas rutinnya menuju kediaman masing-masing dan berkumpul dengan keluarga tercinta.
Namun, di saat anak sekolah sedang berjejer di pinggir jalan hendak menunggu angkutan umum untuk pulang, pekerja kantor berkemas menuju area parkiran, para kaum ibu bersiap menyambut anak dan suami tiba di rumah, dan kenek-kenek angkutan sedang bersiap merayakan pesta karena hendak panen penumpang di jam pulang, tiba-tiba gempa berkekuatan 7,9 SR menguncang Kota Padang dan sekitarnya.
Semua harap akan sore hari yang indah berkumpul bersama keluarga menjadi sirna. Semua orang yang tadinya riang gembira mendadak histeris. Hampir setiap orang kala itu membayangkan di benak mereka bahwa Kota Padang akan bernasib sama seperti Aceh 2004, luluh lantak karena gempa dan tersapu bersih oleh banjir bandang Tsunami.
Langit sore di Kota Padang yang sebelumnya indah dengan rona jingganya mendadak menjadi kelabu. Di beberapa sudut terlihat debu membumbung tinggi ke angkasa. Jalanan pun retak terbelah oleh dahsyatnya gempa. Dibeberapa titik pipa PDAM yang bocor mengeluarkan semburan air di sela retakan dan menambah suasana mencekam.
Bayangan akan ganas dan dahsyatnya Tsunami Aceh membuat masyarakat berhamburan keluar rumah dengan persiapan seadanya. Beberapa orang dari arah laut berlari sembari bertariak "air surut.. air surut.." menandakan fenomena awal seperti sebelum terjadinya gelombang Tsunami di Aceh.
Semua orang berhamburan mencari tempat yang lebih tinggi untuk menyelamatkan diri dari rasa takut akan datangnya Tsunami. Disepanjang usaha menyelamatkan diri demi menghindari kabar Tsunami tersebut, terlihat jelas begitu banyak puing-puing bangunan yang runtuh.Â
Suasana semakin mencekam ketika jaringan telepon seluler dan listrik ikut mati. Semua orang terputus kontak dan komunikasi dengan keluarganya masing-masing.
Dari data yang dihimpun, gempa dahsyat tersebut menewaskan lebih 1.000 orang dan puluhan ribu bangunan runtuh, yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten di Sumatera Barat.Â
Terdiri dari 983 orang ditemukan jasadnya dan teridentifikasi serta 212 orang hilang tak ditemukan. Semantara itu, total kerugian materil akibat gempa berukuran 7,9 SR ditaksir mencapai Rp 21,58 triliun.
Respon Cepat dan Kehadiran Negara di Tengah Duka Nestapa Rakyat
Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), 23 September 2009, bertolak ke Pittsburgh Amerika Serikat. SBY dan rombongan lepas landas dari Bandara Halim Perdana Kusumah menuju Pittsburgh dalam rangka menghadiri KTT G20. Pada tanggal 26 September 2009, SBY menuju kota lain AS, yakni Boston.Â