"Kita sih curiga sama kelompoknya Frans, preman kampus itu, tapi belum bisa buktikan", Ali menghisap rokoknya.
Kelompok Frans adalah preman kampus di Universitas Pasti Lulus. bukan berarti mereka mahasiswa, hanya saja kelompok Frans sering di pakai oleh pihak universitas untuk berhadapan dengan mahasiswa yang belakangan ini sering demonstrasi menuntut macam-macam. Dan hebatnya, Frans dan teman-temannya memiliki kantor di dalam kampus. Hm... hebat... hebat....
"Kalau kita bisa masuk ke kampus itu baru kita bisa dapat informasi banyak", kata Suryadi
"Kita-kita ini gak mungkin masuk ke sana", Ali menimpali
"Aku tau... siapa yang bisa masuk....", jawab Saiful. "Kalian ada di rumah nanti malam?" Saiful bertanya
Suryadi dan Ali menggeleng, "Aku takut pulang, takut di cari polisi", Suryadi merogoh kantongnya mengeluarkan uang Rp.55.000. " Tolong bawakan ini ke istriku, bilang sama dia aku dan Ali dapat kerjaan ngawal truk ke luar kota".
"Nih, aku juga", Ali menyerahkan Rp. 40.000 kepada Saiful untuk dititipkan ke istrinya.
Malam harinya, Agus, Saiful, Puspa, Wiwit dan Diah berkumpul lagi di gudang tempat tinggal Agus dan Saiful untuk berunding.
"Gimana laporan kalian tadi di kantor polisi?" Agus memulai percakapan
"Sudah, identitas kita juga sudah di minta, polisinya pesan kalau kita ketemu Ujang lagi suruh lapor", jawab Puspa
Sememtara itu Wiwit semakin terlihat pucat, meremas perutnya. "Masih sakit Wit?" tanya Diah. Wiwit hanya mengangguk.