Perlu diingatkan kembali semboyan itu bukan hanya “Tut Wuri Handayani” saja, tapi masih ada “Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso” yang menjadi awalannya. Tanpa adanya sebuah tauladan yang dijadikan panutan dan tanpa adanya semangat untuk dijadikan sebuah pacuan / cambukan, dorongan akan hanya jadi sebuah hal yang sia – sia. Ki Hajar Dewantara mencetuskannya dengan lengkap, penuh makna dan arti untuk tujuan pendidikan yang pasti, bukan untuk komersialitas dan prasyarat kata tanpa tujuan / sebab.
Satu hal lagi, sebuah kata itu memiliki arti yang membentuk perspektif pikir dan memberikan negosiasi sifat – tingkah laku pada pemaknaan yang dituliskan (hasil dari kerja pikir antara idealism dan action). Maka pemotongan kata dalam sebuah kalimat penuh, akan memberikan sebuah pengaruh besar terhadap perspektif pikir dari prakata tersebut. (Irawani)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H