Mohon tunggu...
Darrel Aribowo
Darrel Aribowo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penjajah Terselubung

12 Februari 2017   22:45 Diperbarui: 15 Februari 2017   12:42 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hai pemuda pemudi Indonesia, ingatkah kalian bahwa 71 tahun yang silam, Indonesia, untuk kali pertamanya merasakan indahnya kebebasan setelah bertahun - tahun bahkan berabad - abad lamanya di bawah penjajahan bangsa lain. Merupakan hal yang paling menggembirakan ketika Presiden pertama kita, Bapak Ir. Soekarno membacakan Naskah Proklamasi dan ketika untuk pertama kalinya Bendera Merah Putih berkibar di angkasa raya menyatakan bahwa itulah Hari Kemerdekaan Indonesia. 

Namun, perlulah kita untuk mengingat kembali, mengapa Indonesia harus merasakan segala kesengsaraan dan jerih payah untuk mencapai semua hal tersebut. Indonesia merupakan suatu negara yang sangat kaya akan rempah - rempah. Dan sebagai suatu negara yang kaya akan rempah - rempah, tentu saja banyak bangsa - bangsa lain seperti Portugis, Spanyol, Belanda, dan Jepang ingin merauk kekayaan yang kita milik. Namun sayangnya, masyarakat Indonesia pada saat itu masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga mereka dapat dengan mudah sekali dibodohi ditambah lagi dengan berbagai perbedaan yang kita miliki, maka masih sulit sekali untuk bersatu.

Lalu bagaimanakah Indonesia dapat merdeka?

Meskipun perbedaan tersebut sempat membuat Indonesia sengsara, namun justru karena perbedaan itu jugalah yang menyebabkan Indonesia merdeka. Setelah sekian lama Indonesia merasakan kesengsaraan, akhirnya Indonesia pun mempersatukan perbedaan yang mereka miliki dan menggapai kemerdekaan.

Akan tetapi, bagaimanakah kondisi Indonesia saat ini ?

Indonesia pada saat ini sedang dalam masa penjajahan, namun mirisnya, bukanlah oleh bangsa lain melainkan oleh "Penjajah Terselubung", sebuah penjajah yang bersembunyi, sebuah penjajah hitam yang tak kasat mata . Siapakah pernjajah itu? Penjajah itu adalah kita sendiri. Diri kitalah yang pada saat ini sedang menjajah bangsa kita sendiri. Menjajah dengan menyebarkan suatu kebencian. Kebencian yang mengatasnamakan perbedaan. Indonesia saat ini sedang diambang kehancuran karena rasa benci satu sama lain terhadap sebuah perbedaan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan. Kebencian yang dipicu hanya oleh sepatah dua patah kata. Hal yang sangatlah sepele dibandingkan dengan kesengsaraan para leluhur kita.

Hai para pemuda pemudi, tentunya para leluhur kita melihat kita dengan sangat prihatin. Persatuan yang mereka bangun demi mencapai kemerdekaan, kita hancurkan karena sepatah dua patah kata. 

Tentu saja saya sadar bahwa di antara kita terdapat banyak sekali perbedaan, baik perbedaan itu adalah suku, ras, maupun agama. Dan betul, terkadang memang sulit untuk mempersatukan perbedaan. Namun, perbedaan inilah yang justru membuat Indonesia mencapai  kemerdekaan. Tanpa perbedaan ini, kemerdekaan tidak akan tercapai, Bhineka Tunggal Ika yang merupakan semboyan kita tidak akan pernah ada, Pancasila dan Garuda Indonesia, simbol lambang negara kita tidak akan pernah terciptakan. 

Presiden pertama kita, Bapak Ir. Soekarno pernah berkata, "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri."

Apakah kita akan mengulang masa lalu kita dengan segala kesengsaraan yang telah dialami ? Apakah kita akan membuat anak cucu kita nantinya mengalami kesengsaraan yang berabad - abad melanda kita ?

TIDAK !

Oleh sebab itu, saya hanyalah bisa berkata "BANGUNLAH ! Hai para pemuda pemudi Indonesia. Janganlah kebencian membutakanmu. Bukalah matamu dan terimalah perbedaan. Karena perbedaan inilah yang mempersatukan kita. "

 AMDG !

oleh Darrel Marcellus Aribowo

Seorang pelajar yang duduk di bangku kelas 2 SMA Kolese Kanisius

#BersamaMerawatPerbedaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun