Dunia  kembali tersentak dengan jatuhnya korban dalam peristiwa saling desak-desakan dan  injak massal di Jalan Arab 204 Mina, Kamis, 24 September 2015 jam 11.30 waktu arab saudi. Dalam peristiwa itu, ribuan jemaah syahid tewas dan ratusan orang luka-luka karena terinjak-injak. Sementara itu seratusan lebih  jemaah haji Indonesia turut jadi korban dan yang wafat atas tragedi Mina, luar biasanya Sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawabnya, Pihak kerajaan Arab Saudi menghukum penggal 28 orang Petugas Kemanannya yang dianggap lalai dan  bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Banyaknya korban yang melibatkan warga berbagai Negara yang jatuh dalam insiden tersebut menunjukkan kelemahan masing-masing perwakilan Negara sebagai panitia untuk jemaahnya, setiap Negara punya struktur kepanitiaanya sendiri yang secara mandiri mengatur dan melayani jemaahnya, Iran, Afrika, Mesir dan Indonesia adalah Negara  yang jemaahnya banyak jadi korban dalam insiden mina ini, sementara Jemaah Malaysia tercatat  satu orang. Insiden di jalan 204 yang merupakan areal perkemahan dari Negara-negara arab dan asia selatan bukanlah jalan utama menuju jamarat. Besarnya jumlah korban dari Jemaah Indonesia mengindikasikan kelalaian dari Kementerian Agama sebagai Panitia Penyelenggaraan Haji yang terkesan cuci tangan dan  berkoar-koar menyalahkan para korban.
Kelalain PPIH Kemenag dalam Insiden Mina
Pernyataan Tuduhan kedakdisiplinan Jemaah oleh Pemerintah Arab Saudi mendapat kecaman dari berbagai belahan bumi, tapi yang cukup mencengangkan, kecaman kepada Saudi ini juga datang dari menteri agama Lukman dan dirjen haji kementerian Agama, justru kemenag  lebih awal keluarkan pernyataan yang sama: menyalahkan pemahaman Korban dan menuduh mereka  tidak disiplin. sebab jika dicermati justru Lukman saefuddin sebagai amirul haj bersama ribuan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), TPHD, TKIH berperan besar atas musibah yang menimpa ratusan Jemaah Indonesia karena tersesat ke jalan 204. Â
Alih-alih mereka focus hadapi pelaksanaan ritual Haji, seminggu jelang pelaksanaan Haji, Menag Lukman Saefuddin lebih pilih mengangkuti  bagasi  dan tas Jemaah  ke  Jeddah  dan saat wukuf mendatangi dan sweeping tenda-tenda, menebar teror Jemaah  nonkuota, Jemaah mandiri  atau dikenal sebagai  Jemaah Haji Koboi atau backpacker dan memang  sering dikriminalisasi oleh kemenag sebagai haji Ilegal. Bukannya memperkuat kesiapan Petugas Haji hadapi pelaksanaan Ritual Haji,  yang paling rawan saat di kawasan  Mina yang memang hampir langganan tiap tahun terjadi insiden.
Arab Saudi, faktanya sudah menyediakan Fasilitas modern full service dan full security dijalur yang dilewati jamaah Indonesia agar  lebih nyaman saat bergerak untuk melempar jumroh, apalagi terowongan baru ini langsung menuju areal melempar jumroh lantai tiga sehingga meminimalkan jamaah tersesat, tentunya  sangat mengherankan kalau ada Jemaah tersesat melewati jalur lama, itu menandakan di titik alternatif  tersebut  nihil  petugas kemenag yang mengawasi jalur tersebut.
Karena Sebetulnya ada tiga terowongan menuju Jamarat, khusus untuk Indonesia disediakan dua terowongan baru dan terowongan yang satu lagi adalah terowongan lama diperuntukkan bagi jamaah dari luar Asia Tenggara. Jamaah haji Indonesia akan menggunakan jalur baru yang dilengkapi lintasan berjalan (eskalator) dan kipas pendingin untuk menuju jamarat di Mina, Arab Saudi. Petugas haji Indonesia hanya bergerombol  dijalur aman ini dan lalai mengantisipasi  jalur lain yang rawan dilewati Jemaah tersesat.
Jalur yang dipakai jamaah haji Indonesia untuk menuju lokasi prosesi pelontaran jumrah itu melalui jalur yang modern, Muaisim. jalur ini agar para jamaah tidak merasa keletihan berlebih. Jalur ini menggunakan eskalator agar jamaah tidak capek atau lelah. Eskalator-eskalator itu ditempatkan bervariasi—berselang-seling—dengan jalur biasa.
Suasana Terowongan Muaisin di Mina, sepanjang tiga kilometer yang akan mengarahkan jamaah Indonesia ke Jamarat atau areal melontar jumroh cukup sejuk dengan beroperasinya kipas angin dan telah dilengkapi 18 eskalator di sejumlah titik. Jaraknya memang lebih jauh dibanding terowongan sebelumnya tetapi selain sejuk juga ada 18 eskalator masing-masing sepanjang 30 meter yang bisa membuat jamaah istirahat sejenak sebelum kembali melanjutkan berjalan,  jalurnya juga dilengkapi tudung dan pendingin yang diberi uap air. Lokasi jalur ini menghubungkan Misi Haji Indonesia ke Jamarat.