Mohammad Imron Taher, penguasaha kawakan asal Kwanyar, Bangkalan. Setelah sukses membangun kerajaan bisnisnya, ia mengaku merasa perlu ingin turut  andil dalam membangun tanah kelahiranya, Desa Morombuh. Di lain sisi, ia menyadari bahwa segudang gagasan juga kadangkala membutuhkan kekuasaan. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan konsepnya membangun desa, ia memantapkan hati untuk terjun ke ranah politik. Saat ini, ia mengaku fokus ke Desa Morombuh untuk perjalanan menuju PILKADES.
PANDANGAN POLITIK
Dalam sudut pandang Muhhamad Imron Taher, PILKADES bukanlah sepenuhnya sebuah politik, karena ruang lingkupnya terlalu kecil. Hanya saja, ketika telah dijalani sesuai pengalaman pribadinya berkecimpung di sosial, masyarakat setempat, Muhammad Imron Taher atau yang galib disapa MIT, dirinya merasakan sesuatu pengalaman yang berbeda setelah menjalaninya, menurutnya perjalanan panjang itu sangatlah luar biasa.
USAHA MIT MERAMBAH DUNIA POLITIK
Persiapan menyongsong kontestasi PILKADES, bukanlah hal yang terlalu rumit untuk tokoh publik sekelas MIT. Pasalnya, MIT sudah banyak melakukan upaya pemberdayaan masyarakat di Desa Morombuh.
MIT juga merupakan seseorang yang aktif berkomunikasi dengan seluruh elemen unsur masyarakat Morombuh. Hal demikian, menjadi nilai lebih tersendiri bagi dirinya, karena biasa menjadi seseorang yang terbuka untuk mendengar berbagai aspirasi masyarakat dengan tidak menutup diri dari beragam pendapat. Hal dilakukannya bersambut dengan keinginan masyarakat yang sudah lama menghendaki perubahan pada desanya.
Persiapan menuju membangun desanya,  MIT  sudah banyak melakukan kegiatan diantaranya adalah mengadakan bebeberapa kegiatan dengan pemuda di desa tersebut, juga beberapa kali bekerja sama dengan membuat acara bersama oragnisasi NU dan guru ngaji hingga sampai melibatkan  dua desa yang berjumlah sekitar 100 orang.Muhammad Imron Taher, sering kali membahas bagaiamana Morombuh berkembang. Mengungkapkan bagaimana potensi yang dimiliki pemuda di desa tersebut berharap dapat turut terlibat melakukan perubahan dan bersinergi dengan pemerintah desa setempat.
Menurut MIT, pemerintahan desa di Morumber adalah masih merupakan praktik bentuk pola pikir lama. Sementara pemuda di desa tersebut, cenderung ingin lebih maju dan melakukan banyak perubahan. Meskipun pada dasarnya sebagian banyak dari para pemuda itu bukan dari kalangan tingkat pendidikan yang tinggi, namun begitu, mereka cukup memiliki asupan wawasan dan informasi yang diserapnya dari jejaring internet.
MIT merupakan kandidat yang cukup popular saat ini, namanya banyak dikenal, baik di sosial media juga  mencakup desa, kecamatan, bahkan cukup dekat dengan bupati. Semua tak lain adalah karena sepak terjangnya yang pernah terlibat dalam usaha penanggulangan menekanan penyebaran virus corona, dengan melakukan bakti sosial, memberikan sumbangan masker dan APD.
POPULARITAS MIT BERDAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
Sisi positif yang ia dapat dari ketenarannya adalah ia tidak perlu banyak membranding dirinya sendiri di kalangan masyarakat. Sebab, hampir semua orang tahu tentangnya-- kehidupan sosial, politik, sepak terjang, serta latar belakangnnya.
Namun tak bias dielakkan. Ternyata ada juga punya dampak negatif dari ketenarannya, yaitu memantik tingkat persaingan yang tinggi. Sudah menjadi rahasia umum, ia berpotensi untuk dijegal dalam perjalan politiknya.
Kepopuleran yang dimiliknya tentu akan mejadi kekhawatiran bagi lawannya, sehingga tak akan membiarkan ia lolos dengan damai. Bahkan, berembus ultimatum, bahwa "lolos bisa mendaftar sebagai calon kades, adalah sesuatu yang luar biasa sebagai kemenangan MIT." Pesan itu seakan ingin mengatakan bahwa hal mustahil bagi MIT memenangkan pilkades
Namun ancaman itu tak membuat MIT ketir. Alih-alih menyingkir, justru MIT memantapkan pikir untuk dapat mengakhiri tirani. Trik lawan, tentunya sudah terendus oleh MIT sehingga ia juga lebih mematangkan niat dalam mempersiapkan diri menuju dunia barunya.
RENCANA MUHAMMAD IMRON TAHER
Desa Morumbuh adalah merupakan desa yang unik. Dimana sebagian besar penduduknya adalah dari kalangan religi, yang paham akan agama. Kebanyakan dari mereka  juga merupakan para guru kiai, ustadz, guru ngaji, dan santri.
Namun disayangkan, tidak cukup lembaga untuk menampung para pakar agama yang mempunyai potensi dengan perkembangan yang cukup pesat dan banyak itu. Sehingga sebagian besar tidak berkegiatan. Santri yang sudah lulus setelah mengeyam pendidikan 10 tahun di pesantren, tak jarang pulang dan akhirnya menjadi seoarang pengangguran, karena miinimnya lapangan pekerjaan yang menampung sesuai bidangnya.
  1. Mendorong kemajuan SDM di Desa Morombuh, berikut usaha akan dilakukan MIT:
Beasiswa untuk generasi potensial Morombuh. MIT berharap, kedepannya para generasi Morombuh yang mempunyai potensi, memiliki pasilitas beasiswa ke perguruan tinggi atau ke pesantren modern. Juga berharap, sebagian melakukan terobosan ke Kota Kediri, untuk kursus Bahasa Inggris.
Sebagai seseorang yang sukses di tanah rantau, Jakarta, Ia melihat dari kacamata kota metropolitan itu bagaimana perkembangan zaman yang sangat luar biasa. MIT berharap, generasi Morombuh siap dengan era yang akan datang dan tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan. Untuk itu, sangat perlu potensial dalam diri masing-masing untuk dikembangkan.
2. Pemberdayaan SDA, mengembangkan pariwisata
Menurut Muhammad Imron Taher, Pariwisata Morombuh harus bisa dikembangkan. Walaupun tidak semua, karena latar belakang Masyarakat, tentu saja upaya pengembahangan tersebut tidak boleh bersinggungan dengan sosial masyarakat agamis.
3. Manajemen administrasi-tranparansi data
Muhammad Imron Taher, berharap agar di kemudian hari data beragam bantuan seperti diantaranya, Â bansos, DD, ADD dll, bisa dijelaskan secara terang-terbuka. Artinya, nama penerima, total bantuan, semua akan dipublikasikan tanpa adanya sesuatu yang disembunyikan.
MIT merasa perlu melakukan transparansi tersebut untuk memenuhi hak publik atas setiap anggaran dimiliki desanya. Lain dari itu, hal ini ditempuh untuk menepis sesuatu yang buruk dari setiap pemikiran kritis di desa tersebut, agar masyarakat tak perlu lagi menerka-nerka tentang kemungkinan adanya penyimpangan penggunaa dan penyaluran anggaran.
MIT paham. Meski warga tidak melakukan pergerakan secara prontal, namun tanpa langkah terbuka, Â yang demikian bisa mengurangi kepercayaan masyarakat kepada pemerintahan setempat.
4. Membangun Balai desa.
Dihimpun dari beberapa sumber, disebutkan Morumbuh belum memiliki balai desa tetap (definitif). Informasinya, kantor yang berdiri sekarang ini, dibangun di atas tanah milik kepala desa.
Tidak hanya membangun kantornya saja, melengkapi itu MIT akan menerapkan sistem kerja seperti umumnya kantor layanan publik yang mewajibkan pegawainya hadir di kantor setiap hari. Sehingga dapat membantu kelancaran kebutuhan masyarakat dalam pengurusan dokumentasi sipil, seperti antara lain pengurusan pengajuan pembuatan KTP gratis, surat keterangan domisil, dan lain-lain.
5. Libatkan Semua Unsur Masyarakat Awasi Pembangunan
Kemudian dalam usaha menjaga kinerja pemerintahannya, MIT akan rutin mengadakan Rembuk Desa, yang direncanakan digelar setiap 6 bulan atau setahun sekali. Agenda ini bertujuan menyerap aspirasi atau mendengar keinginan warga untuk pembangunan dan kemajuan desa.
Tujuan lain dari diskusi rembuk desa adalah untuk mengevaluasi pelayanan pemerintahannya kepada masyarakat setempat.
Penulis: Dristy Aulia
Editor: Hasan Hasir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H