Mohon tunggu...
Indra
Indra Mohon Tunggu... Ilmuwan - Akademisi

Dosen dan Peneliti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Ko Si Salah Ko Si Menges" (Lo yang Salah Lo yang Galak)

7 Juni 2020   22:11 Diperbarui: 7 Juni 2020   23:15 1987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KO SI SALAH KO SI MENGES (LO YANG SALAH LO YANG GALAK) , ungkapan ini juga sangat sering terjadi dijalan raya dan jalan sekitar pasar yang lagi rame dan macet. Lebih-lebih pada hari libur menjelang lebaran banyak yang memadati pasar untuk kebutuhan lebaran, dengan kondisi berpuasa di akhir Ramadhan terkadang tingkat kesadaran dan kesabaran orang sedikit terganggu sehingga pada saat sedikit macet, terjadi sahut-menyahut bunyi klaksound dari kendaraan tat.tit.tut, bahkan ada yang panjang menunjukkan kekesalannya pada kendaraan lain, padahal dia juga salah menerobos laju orang. 

Ada cerita menarik dalam tradisi lebaran di Indonesia dari hari raya pertama sampai hari raya ke-4. Banyak instansi yang libur sehingga warga banyak yang keluar berjalan-jalan atau silaturahmi dengan keluarga dan karib kerabat. 

Terkhusus di Gayo sudah menjadi tradisi pada hari raya pertama nentong Ralik (keluarga dari pihak ibu) atau nentong Pedih (keluarga pihak ayah) biasanya membawa nasi dalam ceracak yang akan di persembahkan sebagai ucapan terima kasih dan ungkapan kasih sayang anak kepada orang tua di hari lebaran nan suci sambil meminta maaf lahir dan bathin. Meskipun isi ceracak tadi sesampainya dirumah orang tua dimakan lagi bersama-sama, dan disitulah letak kebahagiaan ngumpul bareng keluarga. 

Namun ada cerita yang tidak menguntungkan bagi sebagian orang yang tidak sabar saat berkendaraan dijalan raya, sebut saja Aman Mayak (pengantin baru=Gayo) ialah pada saat di jalan yang dipadati oleh kendaraan baik roda dua, roda tiga atau empat, sehingga membuat laju kendaraan tertahan dan menimbulkan macet, sementara banyak pengemudi yang tergesa-gesa ingin cepat sampai ketujuan, padahal orang lain juga berkeinginan sama, namun karena kurang sabar dan rasa toleransi di jalan raya,  yang aman mayak membonceng inen mayak nekat yelib kedaran, melewati lorong sempit diantara kendaraan-kendaran lain meliuk-liuk lihai, namun tidak diduganya sepasi antara kendaraan kanan kirinya tidak muat untuk di laluinya dan terjadi sengolan dan terjatuh, akhirnya penumpang terjatuh dan isi ceracak tumpah ruah di jalan, nampak ikan, ayam di masam jing,  daging rendang, juga tidak ketinggalan cecah Gayo. 

Terjadilah keributan, yang yelib marah karena isi ceracaknya tumpah, kekesalan dan rasa malu bercampur aduk, hingga keributan adu mulut dan hampir terjadi adu jotos, untunglah datang seorang yang perawakannya sudah agak tua dan mengatakan "win - ko si salah ko si menges" lo yang salah lo yang galak. 

Sabar sedikit kenapa? "nge ya bubar nye" (sudah tu bubar terus) Mendengar ucapan tersebut akhirnya keributan pun mulai surut dan sama-sama malu, sudah capek marah-marah dan sebagainya, seseorang lagi di antara kerumunan mengatakan 'nge ya' sudah tu bubar terus ini keadaan semakin macet bila kalian tidak bubar. Akhirnya bubarlah keributan tersebut, masing-masing mereka berangkat lagi melanjutkan perjalanan hingga sampai pada tempat yang diuju. 

Sesampainya ditempat tujuan mereka pun bersalaman (sungkeman) dengan orang tua (Ama dan Ine) dan saudara-saudaranya secara Edet Gayo. Setelah itu mereka cerita-cerita sambil minum kopi khas Gayo, ada juga sirup dan kue lebaran, mereka cerita tentang kejadian dijalan yang keserempet dengan mobil hingga menyebabkan ceracak mereka tumpah, sambil ketawa bersama, disela-sela cerita dan minum kopi Gayo, Ine (ibu) menginformasikan bahwa Pun (Paman) mereka mau datang juga bersilaturrahmi kerumah tersebut, mungkin sebentar lagi akan sampai. 

Tidak lama berselang datanglah satu rombongan dengan mobil, dan terdengar suara ucapan Assalamu’alaikum dari depan pintu, dan mereka seisi rumah menjawab wa'alaikumssalam, koas-koas (masuk). Ine mengatakan itu kadang Pun (Paman)  kalian tadi sudah sampai. 

Begitu rombongan tadi masuk keruangan tamu, eh.. Rupanya berjumpa dengan Aman mayak dan inen mayak yang tersenggol dijalan tadi, ternyata mereka saudara. Mereka saling berhadapan dan tercengang, kata si Pun (paman) "yoh ko ke keta?"  lalu dijawab aman mayak "o le pun". Singkat cerita Ine menengahi ketegangan suasana tersebut, kata Ine "te orom pun mu ini ke kam mudegos sine kati sampe mutuang ceracak mu? " (jadi sama paman mu ini kah kalian tersenggol tadi hingga membuat ceracak kalian tumpah?) dijawab sama inen mayak "oya le ine, gere kami beteh rupen oya pun, male bedere pake a oyane". (iya Ine, kami tidak tahu itu paman, hampir mau pukul-pukulan orang tu tadi). 

Cerita punya cerita sudah saling marah-marah eh ternyata saudara. Ine melanjutkan pembicaraan, ini paman mu, yakni adek sepupu ine. Paman mu ini lama merantau ke Malang Jawa Timur, baru lebaran ini dia pulang kampung, makannya lebaran ini beliau langsung kemari, karena dia tau juga kabar bahwa kalian baru menikah dan paman beserta keluarga ingin melihat kalian aman mayak dan inen mayakn mayak (pengantin baru). Udah tu aman mayak dan inen mayak salam terus sama paman dan bibik mu, "kune male buet gere sengeje"  (bagaimana lagi namanya pun tidak sengaja). 

Aman mayak dan inen mayak pun akhirnya salam sungkem pada paman dan bibiknya. Aman mayak "Pun maapen kami pun boh, hana nge salah bingisi pun oyane, padahal aku si salah" (paman maafkan kami ya, yang sudah salah memarahi paman, padahal kami yang salah). Pun "bohmi until ku, gere mukunah beta we rayoh mude, lang-langan gelah seber i jelen bekereta" (iya keponakan ku, gak apa-apa biasa tu darah muda, besok-besok harus sabar berkendara dijalan ya). Dijawab aman mayak, iya Pun Berizin ya Pun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun