Mudah-mudahan saya salah. Dan yang membaca tulisan ini mudah-mudahan juga berpikiran kalo saya salah. Masa menghina orang lain menyenangkan sih? Memangnya ada orang waras yang merasa senang dan bahagia dengan menghina orang lain? Saya pun sebenarnya ndak percaya kalau orang seperti itu ada. Tapi begitulan yang saya lihat di sekitar kita. Lihat saja di media sosial seperti facebook atau twitter, di forum-forum, ataupun di situs-situs berita, banyak sekali komentar yang bernada menjelek-jelekan orang lain, menghina, menghasut, merasa paling benar, bahkan saling berdebat dan menjatuhkan. Ribuan orang melakukannya tiap menit, tanpa merasa berdosa, bahkan bangga ketika berhasil menghina orang lain. Sungguh saya gumun menyaksikan semua itu. Suatu hal yang luar biasa menurut saya.
Di televisi kita pun bisa menyaksikan hal seperti itu setiap hari. Para pelawak kita yang menjadikan kekurangan lawan main sebagai bahan olok-olok, saling mengejek dan menghina. Dan ajaibnya, para penonton tertawa senang melihat dan mendengar olok-olokan yang jelas-jelas menghina dan melecehkan. Lihat saja Tukul Arwana yang setiap hari di Bukan Empat Mata, jelas sekali menghina teman-temannya yang duduk sebagai penonton di belakangnya. Terkadang juga menghina Vega Darwanti teman presenternya. Tapi penonton merasa senang dan tertawa-tawa dengan gembira mendengar ‘kekurangajaran’ Tukul setiap malam. Ajaib sekali bukan?
Dan yang lebih ajaib lagi, Presiden kita pun tiap hari menerima penghinaan dan cemoohan dari ribuan rakyat Indonesia. Bahkan dijadikan bahan olok-olokan dengan begitu banyaknya meme tentang Presiden Jokowi di internet. Luar biasa! Sungguh mencengangkan dan membuat geleng-geleng kepala. Apakah ini yang disebut kemajuan?
Dan inilah potret rakyat kita saat ini. Rakyat Indonesia yang katanya ramah-tamah, berbudaya tinggi, menjaga sopan santun, berpendidikan tinggi, ternyata banyak yang dengan mudahnya melakukan penghinaan dan merendahkan orang lain. Tidak lagi menjunjung nilai-nilai luhur bangsa ini. Sungguh memprihatinkan. Bangsa kita tengah menghadapi degradasi moral dan mental di segenap aspek kehidupan.
Sekali lagi, semoga saja pemikiran saya ini salah ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H