Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pemanfaatan Air Hujan ala Ibuku

11 September 2019   11:08 Diperbarui: 11 September 2019   21:32 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada saat musim penghujan, banyak masyarakat di Indonesia yang memanfaatkan musim ini untuk menampung air hujan yang turun. 

Air hujan tersebut nantinya akan dipergunakan sesuai kebutuhan masing-masing. Namun dikeluarga saya, air hujan menjadi sumber air utama bagi kami karena hampir 80% segala aktivitas yang memerlukan air, kami gunakan air hujan. Hal inilah yang diajarkan oleh ibu saya.

Saat hujan turun, kami biasanya disibukkan dengan mencari ember, baskom, dan bahkan sudah disediakan beberapa tong air sebagai tempat penampungan air hujan. 

Jika ember dan baskom biasa kami sediakan pada saat hujan saja, tetapi jika tong air memang sudah kami tempatkan pada bagian samping rumah kami. 

Penampungan air hujan dengan ember dan baskom dilakukan secara otomatis yaitu hanya diletakkan begitu saja. Berbeda dengan itu, untuk menampung air hujan pada tong air, kami perlu membuat sebuah rancangan alat sederhana agar bisa mengaliri air hujan menuju tong air. 

Terkadang, jika air hujan yang datang terlalu deras, kami sampai harus melalukan pengecekan secara berkala untuk memastikan rancangan tersebut masih kokoh dan jika terjadi kerusakan maka akan segera kami perbaiki.

Untuk manajemen penggunaannya, kami lebih memprioritaskan pada air hujan di baskom dan ember terlebih dahulu karena pada tong air, air hujan yang ditampung akan kami endapkan terlebih dahulu. Air hujan pada ember dan air biasa kami gunakan untuk air dalam mencuci pakaian, mencuci piring, dan menyiram tanaman. 

Namun untuk air hujan pada tong, akan kami gunakan sebagai air untuk dikonsumsi, baik itu untuk memasak bahkan untuk diminum. Tentunya akan kami masak terlebih dahulu air hujan tersebut agar aman untuk kami konsumsi.

Saya menyebut 80% karena 20% saya asumsikan penggunaan air PDAM untuk mandi dan selebihnya air yang kami gunakan adalah air hujan. Namun, karena musim kemarau yang terkadang panjang akan mengakibatkan persediaan air hujan kami cepat habis sehingga jika memang sudah terbatas, maka air hujan pada tong air kami prioritaskan untuk dikonsumsi dan untuk kebutuhan lain akan kami alihkan menggunakan air dari PDAM. Terkadang jika saya sedang memelihara ikan di akuarium, akan saya pergunakan air hujan juga.

Alasan kami menggunakan air hujan adalah karena air tersebut bebas dari kaporit. Selain itu, air hujan juga gratis karena dari alam sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran kami. 

Walaupun memiliki suatu aroma yang khas, namun sejak saya kecil dan hingga saat ini, kami tetap masih menggunakan air hujan untuk kami konsumsi dan puji Tuhan kami baik-baik saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun