Dokumentasi Pribadi : Tampilan depan gedung BBPOPT
Pada hari Kamis (28/03) yang lalu, saya dan teman-teman dari Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang mengambil mata kuliah Proteksi Tanaman mengunjungi Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan (BBPOPT) yang letaknya di Jalan Raya Kaliasin Tromol Pos 1, Jatisari, Pangulah Utara, Kotabaru, Kabupaten Krawang, Jawa Barat. Tujuan diadakannya kunjungan ini adalah mahasiswa/i dapat mengenal dan mengetahui pekerjaan apa saja yang dilakukan oleh BBPOPT.
Kami diminta untuk berkumpul di UKSW Salatiga pukul 03.00 dan kemudian berangkat pada pukul 04.00 karena mengingat perjalanan yang akan kami tempuh jauh. Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih tujuh jam hingga sampai di lokasi ditempuh dengan menggunakan bus pariwisata (ber-AC) yang sudah disediakan oleh pihak fakultas.Â
Walaupun perjalanan yang ditempuh cukup lama, namun dengan keindahan pemandangan hamparan sawah dan pegunungan di kiri -- kanan jalan membuat perjalanan tidak begitu terasa lama. Apalagi karena keberangkatan pada saat subuh membuat kami tidur terlelap selama perjalanan. Bapak Yohanes dan Andre selaku dosen pengampuh mata kuliah juga turut hadir untuk menemani kami dalam kunjungan kali ini.
BBPOPT merupakan kelengkapan kelembagaan sistem perlindungan tanaman yang telah dirintis sejak tahun 1977 sejalan dengan pengembangan institusi Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura di daerah, mengingat tugas teknis dan pekerjaan di bidang perlindungan tanaman akan semakin berat, dan tetap merupakan masalah pokok dalam produksi tanaman.Â
BBPOPT memiliki tugas dalam melaksanakan dan mengembangkan peramalan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), serta rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura. Laboratorium yang dimiliki oleh BBPOPT dalam menunjang sarana dan prasarana untuk melaksanakan tugas dan fungsinya terbilang banyak.
Fungsi tersebut, antara lain Laboratorium Entomologi, Laboratorium Fitopatologi, Laboratorium Agens Hayati, Laboratorium VHT (Vapor Heat Treatment), Laboratorium PCR (Polymerase Chain Reaction), Laboratorium Multimedia, Laboratorium Nabati, Laboratorium Trichogramma. Kami juga diberikan kesempatan untuk mengunjungi laboratorium yang ada disini dan tentunya mendapatkan penjelasan tentang hal-hal yang dilakukan/dikerjakan dalam laboratorium tersebut.
Sebelum mengunjungi laboratorium, kami semua diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT yang merupakan 3 pilar utama agar tanaman budidaya aman dari serangan OPT.Â
Materi peramalan OPT yang menjadi tugas utama dari BBPOPT juga dikenalkan kepada kami, baik pengertian, tujuan, prinsip penyusunan model peramalan, komponen penting, serta jenis peramalan yang dilakukan.Â
Selain itu, kami juga diberi penjelasan terkait hama dan penyakit tanaman padi yang memang sedang marak di beberapa tahun terakhir ini. Antusias kami sangat terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang cukup banyak pada saat kami ajukan baik pada saat penjelasan materi maupun pada saat kunjungan laboratorium.
Hal yang selanjutnya yang ingin saya ulas yaitu terkait toilet berbayar seperti artikel yang pernah saya buat dengan judul "Semua Perlu Uang, Seperti Toilet di Rumah Makan" pada tahun 2018 silam. Kami menyempatkan diri untuk mampir makan di sebuah rumah makan yang ada di pinggir jalan raya.Â
Masih kasus yang sama, kami diminta uang kontribusi sebesar 2000 rupiah untuk pemakaian toilet tersebut yang padahal kami juga makan disana. Namun pada saat perjalanan pulang, kami sempat berhenti di sebuah Rest Area yang dimana terdapat mini market, food court, dan toilet.Â
Sangat saya apresiasi dengan dua jempol, toilet tersebut sangat bersih dan bagus (seperti toilet di mall atau hotel) namun tidak berbayar alias gratis. Entah semua Rest Area juga memiliki kesamaan serupa, namun saya menyarankan kepada para pembaca jika memang ingin sekedar numpang toilet bisa mampir ke Rest Area terdekat.
Ada satu momen lucu ketika dua teman saya yang perempuan sedang mengaca dan berselfie ria di sebuah kaca jendela laboratorium. Mereka tidak sadar bahwa kami yang ada di dalam laboratorium melihat jelas apa yang mereka lakukan.Â
Memang, jika kaca jendela tersebut dilihat dari luar tidak terlihat isi dalam laboratorium, tetapi akan berbeda jika berada di dalam laboratorium yang dapat melihat jelas keadaan di luar sana. Rangkaian kegiatan kunjungan kami di BBPOPT selesai pada pukul 15.00 dan kemudian kami langsung pulang ke Salatiga. Semua kegiatan berjalan dengan lancar tanpa ada suatu kendala apapun. Kami semua sampai pada pukul 22.00 di Salatiga dengan selamat dan aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H