Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Indonesia Butuh Presiden Gila Jika Ingin Membasmi Tikus

29 Desember 2018   12:35 Diperbarui: 29 Desember 2018   12:47 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermuka Baja

Para masyarakat yang berani melakukan korupsi sepertinya tidak memiliki rasa malu ketika tertangkap dikemudian hari. Hal ini dapat kita lihat dari kasus-kasus korupsi yang selalu muncul dan menghiasi jeruji besi di Indonesia. 

Mereka tidak berpikir, jika suatu saat tertangkap nanti, keluarga mereka yang akan menahan rasa malu menghadapi masyarakat yang ada dilingkungan sekitar mereka. Mereka hanya berpikir jangka pendek bagi yang melakukan tindakan korupsi. Hal ini yang menjadi miris di era yang sekarang ini.

Indonesia Butuh Presiden Gila

Maraknya kasus korupsi yang masih terjadi hingga saat ini membuat Indonesia sering dipandang rendah oleh negara lain. Maka dari itu, untuk para calon presiden di tahun 2019 nanti, saya selaku masyarakat Indonesia membutuhkan presiden yang gila. Gila dalam artian berani dan tegas untuk mengusut tuntas kasus korupsi. 

Bukannya menjelekkan negara sendiri, tetapi marilah kita belajar dari negara tetangga seperti China, Taiwan, Singapura dan Vietnam yang berani memberi hukuman mati bagi para koruptor. Dengan adanya hukuman ini, setidaknya akan mengurangi jumlah kasus korupsi di Indonesia. Mereka akan jera jika ada yang sudah dieksekusi mati gara-gara kasus korupsi.

Kasus korupsi yang sudah ada sejak lama hingga saat ini masih tidak dapat dihilangkan, seakan korupsi merupakan ciri khas negara Indonesia. Kerugian negara akibat kasus korupsi sudah banyak membuat masyarakat Indonesia sendiri yang terkena dampaknya, baik terhambatnya pembangunan infrastruktur maupun pengembangan SDM yang ada. 

Hal ini juga menghambat negara Indonesia untuk menyicil melunasi utang negara akibat kasus korupsi yang tiada henti. Maka dari itu, hukuman dan sanksi yang ada perlu dikaji ulang dan dipertegas agar dapat memberi efek jera.

Namun, alangkah lebih baik jika masyarakat kembali diingatkan dan diedukasi kembali bahwa perbuatan korupsi sangat haram dilakukan. Pencegahan sejak dini sangat penting untuk dilakukan agar generasi-generasi penerus bangsa tidak mencontohi para tikus yang sudah ada saat ini. 

Perlu ditanamkan rasa malu yang sangat mendalam agar tidak melakukan perbuatan kotor yang dapat merugikan negara. Bahkan, disemua agama juga tidak diajarkan untuk melakukan korupsi sehingga bagi siapa yang melanggar tentunya akan disebut sebagai dosa dan akan diperhitungkan di kehidupan yang nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun