Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Eksotisme Agrowisata Kebun Teh Nglinggo dalam Perspektif Berkelanjutan

9 Desember 2018   17:02 Diperbarui: 13 Desember 2018   08:46 1744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Kebun Teh Nglinggo|Dokumentasi Pribadi

Tak cukup hanya disini, kita juga dapat membeli seduhan teh yang sudah dikemas sebagai oleh-oleh. Jika kita pergi pada saat musim panen tiba, kita dapat melihat aktivitas para petani kebun teh yang sedang memetik daun teh.

Waktu yang paling tepat untuk mengunjungi lokasi ini adalah pagi atau sore hari agar kita dapat menikmati pemandangan yang ada secara maksimal. 

Untuk musim, sebaiknya jangan pergi pada saat musim hujan karena susah untuk mendapatkan cahaya matahari pada saat ingin mengambil foto. Langit hanya akan diselimuti awan dan kabut sehingga kualitas foto yang didapatkan tidak maksimal.

Hasil potret di saat musim hujan| Dokumentasi Pribadi
Hasil potret di saat musim hujan| Dokumentasi Pribadi
Perspektif Berkelanjutan
Perlu kita ketahui terlebih dahulu pilar atau aspek berkelanjutan yang dikemas secara singkat sebagai 3P (People, Profit, Planet) agar terwujudnya sistem pertanian berkelanjutan yaitu sistem usaha tani yang melakukan konservasi pada lingkungan yang digunakan agar dapat berkelanjutan. People berkaitan dengan ranah sosial budaya, Profit merujuk pada aspek ekonomi, dan  Planet yang berorientasi pada aspek lingkungan.

People
Kebun Teh Ngilinggo sudah ada sejak 28 tahun yang lalu (1990) dimana pada saat itu pembibitan teh mulai dilakukan. Kebun teh ini sejarahnya menjadi tempat para petani teh tradisional untuk membudidayakan tanaman teh yang kemudian akan dijual kepada pabrik atau penyalur teh. Menurut kisah masyarakat sekitar, Dusun Nglinggo berkaitan dengan peristiwa sejarah Pangeran Diponegoro. 

Dahulu kala, 3 pengikut setia Pangeran Diponegoro (Ki langgo Manik, Ki Dalem Tanu, dan Gagak Roba) telah mendapat wilayah menoreh untuk bergerilya melawan penjajahan zaman Belanda. 

Kemudian, lokasi di puncak gunung menoreh dipilih untuk membuat strategi dan mengintai pergerakan Belanda. Kini, tempat ini diberi nama Nglinggo karena mengambil dari nama Ki Linggo Manik yang sebagai pemimpin di masa itu.

Profit
Dalam pengelolaan agrowisata Kebun Teh Nglinggo, berbagai pihak masyarakat sekitar dilibatkan dalam melakukan perawatan infrastruktur, pengelolaan dan perawatan kebun, pengelolaan agrowisata dan masih banyak lainnya. 

Tenaga kerja yang begitu banyak akan membuat masyarakat sekitar dapat meningkatkan kesejahteraannya dan tentunya akan mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Planet
Pertanian di Kebun Teh Nglinggo menggunakan pola tanam terasering (hamparan kebun teh yang bertingkat-tingkat). Pembuatan terasering memiliki fungsi dalam meningkatkan resapan air ke dalam tanah dan mengurangi jumlah aliran permukaan air sehingga dapat mengurangi terjadinya erosi atau pengikisan tanah akibat aliran air. 

Maka dari itu, Kebun Teh Nglinggo dapat dibilang memperhatikan aspek dari pertanian yang berkelanjutan agar kebun teh ini tidak merusak lingkungan disekitarnya dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun