Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kuliah? Gampang-gampang Susah

8 Oktober 2018   02:20 Diperbarui: 8 Oktober 2018   03:37 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bagi teman-teman yang masih bingung untuk kuliah atau tidak, saya akan sedikit share pengalaman saya seputar dunia perkuliahan. Mungkin sebagian orang mengalami hal yang sama seperti saya. Kuliah itu ya begitu, berbeda dengan masa SMA atau SMK. Akan ada plus minusnya, tinggal kita yang menentukan yang mana ingin kita jalani.

Awal Masuk Perkuliahan

Percaya atau tidak, pada saat kuliah masih tetap ada yang namanya orientasi. Tujuan adanya orientasi tentunya memperkenalkan kepada mahasiswa baru tentang ruang lingkup yang ada dikampus. Biasanya, masing-masing fakultas juga akan mengadakan malam keakraban atau biasa yang dikenal dengan makrab agar mahasiswa baru semakin mengenal fakultasnya masing-masing dan juga kakak angkatannya serta menambah keakraban teman-teman satu angkatannya. Biasanya, mahasiswa yang masih baru masih menjaga image agar terlihat baik, sopan, bahkan polos dimata kakak tingkat ataupun dosen. Pakaian rapi dan sopan, rambut masih tidak dicat, dan cowok-cowok masih belum gondrong rambutnya.

Dunia Perkuliahan

Berbeda dengan SMA, peraturan di dunia perkuliahan bisa dibilang tidak seketat di SMA. Mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dalam mengurusi diri mereka masing-masing. Jika biasanya pada saat SMA harus selalu bangun jam 7 pagi untuk pergi kesekolah, untuk kuliah tidak ada jadwal yang tetap setiap harinya. Dalam seminggu, kita akan memiliki jadwal kelas yang berbeda-beda setiap harinya, bisa pagi, siang, sore hingga malam.

Pada saat kuliah, kita bebas mengenakan pakaian apa saja asalkan rapi dan sopan. Tidak ada seragam khusus yang harus digunakan dalam mengikuti kelas seperti masa SMA. Bahkan saya menemukan ada fakultas yang memperbolehkan mahasiswanya menggunakan celana pendek dan bersandal jepit agar mahasiswanya dapat lebih bebas dalam mengikuti perkuliahan.

Tes diperkuliahan tidak sama dengan tes di SMA. Jika biasanya di SMA akan ada tes untuk setiap bab yang sudah dipelajari, di kuliah hanya akan ada tes tengah semester dan juga tes akhir semester. Bahkan, ada beberapa dosen yang tidak mengadakan tes namun akan dialihkan dengan hal yang lain seperti tugas akhir. Pelaksanaan tes diperkuliahan juga biasanya dilakukan dirumah atau biasa dikenal dengan take home test, berbeda dengan SMA yang akan mengerjakan soal-soal tes dikelas. Waktu tes di kuliah juga biasanya diluar jadwal mata kuliah tersebut, bisa saja tesnya di hari sabtu yang seharusnya jadwal weekend ataupun tes dimalam hari.

Untuk tugas, jika biasa sewaktu SMA akan ditagih jika belum mengerjakan atau mengumpulkan, berbeda dengan kuliah yang tidak akan pernah ditagih. Hal ini dikarenakan pada saat kuliah, mahasiswa dituntut untuk dapat mandiri mengatur diri mereka. Jika dirasa hal tersebut penting dilakukan, makan akan dilakukan. Jika tidak, maka tugasnya tidak akan dikerjakan.

Dalam hal bolos, mahasiswa dapat melakukan hal tersebut sebebas-bebasnya. Jika pada saat SMA ingin bolos sekolah namun akan dihubungi orang tuanya, berbeda dengan kuliah yang dimana para dosen tidak akan pernah menghubungi orang tua kita jika kita bolos. Biasanya, akan dibuat peraturan mengenai jumlah bolos yang diperbolehkan pada mata kuliah yang bersangkutan. Sehingga, kita dapat memanfaatkan jatah bolos tersebut pada saat kita berhalangan hadir kelas atau pada saat "mager" untuk berangkat kuliah.

Dalam dunia perkuliahan, kita bisa memilih kegiatan yang kita ingin lakukan selain kuliah. Bisa mengikuti KBM (Kelompok Bakat Minat) atau Ekskur (Ekstrakulikuler) baik dibidang akademik maupun non akademik. Selain itu, kita juga dapat terjun di dunia organisasi sehingga akan dijuluki mahasiswa kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat). Ada juga mahasiswa yang memilih untuk bekerja agar dapat membantu meringankan biaya orang tua. Pilihan kita dalam mengisi waktu kekosongan selama kuliah tentunya akan memiliki manfaatnya masing-masing. Sebaiknya diisi dengan hal-hal yang berguna bukan malah hanya keluyuran hingga larut malam.

IPK 

IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) menjadi patokan mahasiswa dalam menjalani perkuliahan (biasa dikenal dengan raport sewaktu masa SMA). Mahasiswa akan berusaha dengan maksimal dalam meraih IPK setinggi-tingginya. Bahkan tak sedikit dari mereka yang akan menghalalkan berbagai cara dalam meraih IPK yang tinggi seperti melakukan kecurangan pada saat tes/ujian. Sehingga, tidak semua mahasiswa ber-IPK tinggi memiliki kualitas pemahaman yang sangat bagus. Selain itu, ada juga mahasiswa yang mendekatkan diri dengan dosen karena mereka percaya bahwa relasi dengan dosen mempengaruhi nilai mereka pada mata kuliah dosen yang bersangkutan.

IPK perlu selalu diperhatikan agar nilai kita tidak terlalu "anjlok" atau jelek. Jika kita memiliki banyak kesibukan diluar jadwal kuliah, perlu manajemen waktu yang baik agar IPK kita dapat dipertahankan atau malah ditingkatkan. Jika IPK terlalu rendah, maka akan lama lulusnya karena tidak dapat mengambil mata kuliah yang banyak pada tiap semester sehingga akan berdampak pada waktu kelulusan. Bahkan, jika memang IPK sudah sangat rendah, kita akan terancam dikeluarkan secara paksa atau biasa yang dikenal dengan dropout (DO).

Pintar-pintar dalam Memilih Pergaulan

Pergaulan yang salah akan mengakibatkan malapetaka bagi kita. Pilihlah teman yang memang benar-benar dapat mendukung kita pada saat kuliah ataupun melakukan berbagai aktivitas diluar kuliah yang tentunya positif. Jika kita sudah tau bahwa orang tersebut akan berdampak buruk bagi kita, maka kita perlu menjaga jarak saja dalam artian kita boleh berteman dengan orang tersebut namun jangan terlalu dekat agar tidak terjerumus dengan sifat-sifat negatifnya.

Bergaulah sebanyak-banyaknya agar kedepannya, pada saat kita memerlukan bantuan dalam hal apapun, kita memiliki teman yang dapat membantu kita. Hal ini memang tidak dapat dipungkiri karena kita akan memerlukan orang lain untuk bersosialisasi. Memang sekarang belum terlihat, namun kedepannya relasi tersebut akan berguna untuk kita.

Anak Rantau

Namanya juga anak rantau, tentu kita akan dituntut jauh lebih mandiri dibandingkan mereka yang masih tinggal dengan orangtuanya. Kita harus dapat memanajemen dengan baik pengeluaran dan pemasukan kita. Sangat disarankan juga untuk menghindari kata "tanggal tua" (uang tinggal sedikit di akhir bulan). Uang yang kita terima baik dari orang tua ataupun hasil kerja keras kita sendiri harus selalu kita hemat. Kita harus bisa membedakan yang mana kebutuhan dan yang mana keinginan. Terkadang kita memang boleh mempergunakan uang kita untuk keinginan kita, namun jangan terlalu sering agar tidak melarat nantinya.

Percaya atau tidak, kebanyakan anak rantau menjadi bisa masak jika sebelumnya tidak pernah mencoba memasak dirumah. Hal ini dikarenakan jumlah pengeluaran untuk memasak lebih sedikit dibandingkan makan diluar. Sehingga, anak rantau dituntut untuk bisa memasak walaupun hanya bisa memasak nasi dengan rice cooker agar lebih hemat jumlah pengeluarannya. Selain itu, sahabat terbaik kebanyakan anak rantau adalah mie instan karena harganya yang murah, rasanya enak dan bikin kenyang.

Kebanyakan anak rantau akan tinggal di kos atau kontrakan. Memang ada plus minus dari kedua hak tersebut. Jika tinggal dikos, maka kita hanya perlu membayar biaya bulanan sesuai dengan ketentuan dari kos tersebut. Jika memilih untuk tinggal dikontrakan, tentunya biaya yang dikeluarkan tidak sebanyak biaya yang tinggal dikos. Namun, kita harus mengurus biaya-biaya yang lain sendiri seperti membayar tagihan listrik, air, atau wifi.

Selalu menjaga kesehatan, ingatlah bawa kita anak rantau yang jauh dari orang tua. Sehingga jika kita sakit, maka kita akan menyusahkan diri sendiri. Pola makan yang sehat, rajin berolahraga dan istirahat yang cukup dapat meminimalisir kita terserang penyakit. Jika memang sewaktu-waktu kita sakit, janganlah malu untuk minta tolong kepada teman kita untuk membawa kita ke rumah sakit ataupun hanya sekedar membelikan obat di apotik.

 Begitulah dunia perkuliahan yang akan dijalani. Jika dibilang gampang ya gampang tetapi jika dibilang susah ya ada susahnya juga. Tidak ada hal yang instan dalam dunia ini, semua itu perlu proses. Berproseslah anda sewaktu menjalani masa kuliah, isilah dunia perkuliahanmu dengan hal-hal yang bermanfaat, yang dapat membanggakan dirimu sendiri dan juga kedua orang tuamu. Raihlah prestasi setinggi-tingginya, teruslah berlatih dan bekerja keras hingga nafas kita terhenti. Sekian sharring pengalaman saya sewaktu kuliah, semoga dapat menginspirasi dan menambah pengetahuan para pembaca. Hidup Mahasiswa !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun