Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Take Home Test", Inovasi Pendidikan Masa Kini

7 Juli 2018   11:54 Diperbarui: 7 Juli 2018   14:00 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seolah langit yang tak berujung, hingga saat ini pendidikan di Indonesia kerap kali masih menjadi perbincangan utama disemua kalangan masyarakat. Pendidikan merupakan suatu komponen yang penting bagi semua masyarakat. Langkah pemerintah Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara tampaknya sudah mulai dirasakan kian hari. Berbagai upaya terus dilakukan agar seluruh masyarakat mendapatkan haknya sebagai warga negara dalam menempuh pendidikan.

Para masa kini, para orang tua tak perlu cemas dalam mempercayakan anaknya untuk menempuh pendidikan. Inovasi dibidang pendidikan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Semua sekolah/perguruan tinggi menawarkan keunggulan-keunggulan mera masing-masing demi mewadahi masyarakat dalam menempuh pendidikannya. Memang, tidak ada sekolah/perguruan tinggi yang buruk namun, kita perlu memilih dengan bijak sekolah/perguruan tinggi yang terbaik diantara yang terbaik.

Seperti pengalaman saya yang mungkin sudah dirasakan oleh teman-teman yang lain, take home test merupakan suatu inovasi dibidang pendidikan. Take home test merupakan ujian/tes tertulis yang dilakukan didalam rumah/tempat tinggal masing-masing, yang tidak mengharuskan kita berkumpul diruang kelas untuk mengerjakannya. Take home test memang sudah diterapkan dibeberapa sekolah/perguruan tinggi, namun masih belum semuanya. Mungkin, ini merupakan langkah awal dalam sebuah inovasi melakukan pengujian pengetahuan peserta didik.

Walaupun mengerjakan soal-soal tes tersebut diluar ruang kelas, tampaknya pengajar tidak akan lengah dalam mengawasi jawaban yang dikerjakan oleh peserta didiknya. Salah satu cara agar mereka tidak dapat bekerja sama adalah dengan memberikan sanksi jika memiliki jawaban yang dinilai memiliki kesamaan satu dengan yang lain. Jadi bisa dibilang, take home test juga bisa membantu peserta didik dalam mengurangi tingkat kecurangan (menyontek/ bekerja sama) yang akan mereka lakukan pada saat tes berlangsung.

Soal yang diberikan pada saat take home test memang tak semudah soal pada saat tes diruangan, namun masih dikatakan dapat dan mampu dikerjakan oleh peserta didik walaupun harus menguras otak. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal tersebut juga perlu dipertimbangkan agar tidak terlalu lama yang kemudian membuat peserta didik terlalu santai dalam mengerjakannya, dan juga tidak terlalu cepat agar mereka dapat mengerjakannnya dengan tidak tergesa-gesa.

Untuk pengumpulan jawaban dari soal take home test, tidaklah rumit. Peserta didik dapat diminta untuk mengumpulkan dalam bentuk file yang kemudian cukup dikirim ke email pengajar. Alternatif lain bagi soal hitungan atau soal lainnya yang memerlukan coretan tangan manual namun ingin menerapkan take home test ialah bisa mengumpulkan pada lokasi yang telah ditentukan, misalnya pada loker pengajar ataupun lokasi lainnya.

Selain praktis, take home test juga cukup menyenangkan hati para peserta didik. Mereka tidak perlu repot untuk pergi keruang tes dan juga yang pastinya tidak perlu belajar "mati-matian" untuk menjawab soal-soal yang akan diberikan. Jangan salah kaprah bahwa take home test membuat mereka menjadi malas untuk belajar karena untuk menjawab soal take home test, mereka juga dituntut pemahamannya selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Sehingga, secara tidak langsung mereka perlu membaca ulang catatan yang telah mereka catat selama ini.

Bagi sekolah/perguruan tinggi baik swasta maupun negeri yang belum pernah menerapkan take home test, mungkin bisa mencobanya. Inovasi pendidikan seperti ini cukup membawa dampak positif bagi pegajar maupun peserta didik. Tentunya, ini akan menjadi suatu pengalaman yang baru dan cukup mengesankan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun