Setiap orang tentu pernah masuk ke toilet untuk buang air kecil atau buang air besar. Pentingnya toilet bagi manusia membuat setiap tempat pasti menyediakan toilet, seperti di Pom Bensin, Rumah Makan, Mini Market, bahkan tersedia Toilet Umum yang disediakan khusus untuk membantu manusia.
Namun, untuk menggunakan fasilitas tersebut (toilet), ada beberapa tempat yang menetapkan kebijakan berbayar seperti Toilet Umum, Pom Bensin, dan beberapa Rumah Makan. Uang yang terkumpul pastinya akan dipergunakan dalam biaya perawatan toilet itu sendiri agar tetap terawat.
Namun, ada satu tempat yang kurang saya setuju untuk membayar jika menggunakan toilet, yaitu di Rumah Makan.
Rumah Makan adalah tempat makan yang menyajikan berbagai hidangan makanan dan minuman untuk para pelanggan yang sedang kelaparan.
Biasanya rumah makan terdapat dua jenis layanan, yaitu prasmanan (menu sayur yang sudah disiapkan dan tinggal diambil) dan memesan sayur itu sendiri. Rasa lapar tentunya akan hilang di Rumah Makan tersebut setelah menyantap hidangan yang telah disediakan.
Namun, tak dapat dipungkiri jika terdapat orang yang perlu pergi ke toilet setelah makan ataupun minum untuk buang air.
Berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri, toilet yang terdapat di Rumah Makan di Indonesia kebanyakan perlu membayar setelah menggunakannya. Hal ini yang membuat saya tergeleng keheranan. Padahal saya makan di Rumah Makan tersebut, tetapi untuk masuk ke toiletnya pun perlu membayar.
Lazim kah hal tersebut? Jika menurut saya sendiri tentu tidak.
Toilet merupakan tempat yang cukup penting bagi setiap orang. Apalagi setelah makan dan minum, beberapa orang yang memiliki proses pencernaan yang lancar akan segera mengeluarkan zat sisa yang ada didalam tubuh. Tak heran jika banyak orang yang pergi ke toilet setelah makan dan minum walaupun hanya sekedar buang air kecil. Toilet berbayar memang boleh diterapkan, namun perlu melihat situasi dan kondisi.
Jika seperti toilet umum yang memang didirikan khusus untuk memfasilitasi manusia yang ingin buang air, maka hal tersebut bukanlah masalah. Namun, jika toilet berbayar diterapkan pada Rumah Makan, itu mungkin suatu kejanggalan. Tak sedikit orang yang akan mencibir Rumah Makan tersebut karena untuk masuk ke toiletnya pun perlu membayar, padahal makan dan minum di sana. Fasilitas toilet seharusnya memang disediakan untuk pelanggan Rumah Makan tersebut tanpa harus membayar lagi, karena beberapa orang tentu akan menggunakannya setelah makan dan minum.
Biaya perawatan toilet itu sendiri seharusnya ditanggung oleh pemilik Rumah Makan tersebut, bukan para pelanggan. Namun, bukan berarti kebersihan toilet tidak perlu diperhatikan jika tidak dibayar setelah menggunakannya. Toilet berbayar di Rumah Makan masih sering kita jumpai di beberapa Rumah Makan yang ada di Indonesia.
Apalagi bagi beberapa orang yang sering makan di Rumah Makan, tentunya sudah bukan menjadi hal asing lagi jika menemui fenomena seperti ini.
Tanpa berlebar panjang, harapan saya bagi para pembaca terutama pemilik Rumah Makan yang menerapkan toilet berbayar dapat segera dikaji ulang agar segera digratiskan.
Toilet merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia karena setiap manusia akan mengeluarkan zat sisa.
Tentunya, anda tidak ingin ditinggalkan kesan yang kurang enak dari pelanggan setelah makan atau minum di Rumah Makan anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H