Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bakat Istimewa Putri Ariani di AGT, Membuka Pentingnya Mengkaji Evaluasi Program CI, BI & Bilingual

20 Juni 2023   02:39 Diperbarui: 20 Juni 2023   06:12 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Koleksi Pribadi

Dengan munculnya Putri Ariani yang berhasil di acara ajang pencarian bakat, America's Got Talent 2023. Terbukti bukan hanya berbekal suara emas saja. Tapi kepiawaian bermain piano, dan Presentasi dalam penyampaian pesan lewat bahasa panitia penyelenggara (Inggris). Kerena itulah maka Putri Ariani lolos ke babak lanjutan dengan mulus.Banyak sekali anak berbakat di Indonesia berhasil dibina, hasilnya baru sebatas muncul di layar kaca statsiun nasional. Tapi Putri Ariani bisa membuat para orang bule bersimbah air mata dan terharu. Keberhasilan itu, diduga kumulatif.  Karena disamping bakat seni yang terbina di keluarga dan pendidikan formal itu, juga  karena paktor bahasa yang dia kuasai.AGT, telah mengangkat citra anak difabel yang memiliki bakat istimewa. Kini telah membuka wawasan bahwa begitu pentingnya program sekolah untuk memfokuskan diri ke ranah bakat individu dan presentasi dalam bahasa internasional. Sesuai dengan bahasa panitia  penyelenggara acara tersebut.

Bakat individu Putri Ariani terpublikasi saat membawakan lagu yang ia ciptakan sendiri dalam bahasa yang berlaku di acara tersebut. Banyak sekali orang bule yang meliput acara ini di berbagai channel, tampak menangis dan bersimbah air mata. Estetika karya seni yang menyatu dengan perasaan penontonnya. Karena itulah bakat alami, proses pendidikan, dan  bahasa penyelenggara jadi bahan kajian. Tentang proses pendidikan dan acara yang mereka kuasai dibahas penulis dalam sebuah konten berikut

https://youtu.be/i9bZufWGMrk

Tim juri yang terdiri dari Simon Cowell, Heidi Klum, Howie Mandel, dan Sofa Vergara dibuat terpukau dengan penampilan perempuan tuna netra dari keturunan Bantul Yoyakarta itu. Para penonton pun gemuruh gegap gempita memberikan standing ovation untuknya.

Tentang pentingnya penanganan anak berbakat ini, pernah di realisasikan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia, seperti diungkapkan beberapa contoh dari hasil riset  para profesor di bawah ini. Bahkan penulis berhasil melakukan riset berupa evaluasi penyelenggaraan di Kab. Bekasi. Tentu saja hal ini saat diberlakukannta MBS yang kontra dengan konsep sekolah gratis. Karena pendidikan bermutu itu perlu biaya yang memadai.

Bakat bawaan dalam bidang seni, proses pendidikan dan bakat penguasaan bahasa, muncul pada diri Putri Ariani. Maka penulis mencoba mewawancara guru yang sekaligus merupakan  pakar musik dan pakar bahasa di Bekasi. Boleh kita kaji pada konten berikut ini.

https://youtu.be/Wpv-hvyJsoU

Sengaja penulis membuat 2 buah chanel youtube yang sudah di monetisasi youtube untuk mengangkat begitu pentingnya media publikasi. Media Satuguru.id, Alamedukasi.id  dan media Faktanya.id adalah corong dalam bahasa tulisan. Sedangkan channel Waglo (Gubuk Apung) dan channel AleTV adalah sarana publikasi dalam bentuk Video.

Publikasi prestasi siswa berbakat, selama ini banyak dipublikasi hanya lewat bahasa tulisan. Kini penulis mencoba menempuh cara yang berbeda. Diantaranya lewat publikasi dalam bentuk Video hiburan. Walau unsur hiburannya lebih dominan untuk menjamah pasar lintas generasi.

Program penanganan anak berbskat tersebut di kaji oleh penulis dalam sebuah riset tentang sekolah yang melaksanakan program CI, BI, dan Bilingual di Kab.Bekasi. Riset yang dilakukan pada tahun 2013, itu layak diangkat kembali kepermukaan, untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, yang sering dinyatakan mutunya tidak sesuai harapan. Riset di atas dilakukan, menggunakan model CIPP. Bagaimana hasilnya?

Hal ini, adalah upaya penulis untuk membantah anggapan bahwa pendidikan di Indonesia itu tidak bermutu. Tapi penulis percaya pendidikan di Indonesia itu beragam dan berubah-ubah terbawa badai yang terus menerus menerpa silih berganti tiada henti. Kadang hasil riset tidak dipertimbangkan karena kalah oleh isu internasional. Akhirnya terombang ambing.

Riset yang penulis lakukan di tahun 2013  menggunakan Model evaluasi CIPP yang dikembangkan Daniel Stuffleeam. Model riset ini populer sejak dipublikasi pada tahun 1966 diungkap Wirawan(2011:91) evaluasi sebagai proses melukiskan (delineating), memperoleh, dan menyediakan, informasi yang berguna untuk menilai alternatif-alternatif pengambilan keputusan. Seperti ungkapan Stufflebeam dalam W.James Popham (1974:34) Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komprehensip  pada setiap tahapan evaluasi yaitu  tahap konteks, masukan, proses, dan produk seperti ditulis James Popham (1974:34).

Renzulli & Reis (2012:11) program penanganan siswa CI & BI telah menjadi lsboratorium penelitian dunia pendidikan, dan program ini memberikan peluang untuk menguji ide-ide baru dan bereksperimen untuk solusi jangka panjang, dengan tidak perlu terikat pada masalah-masalah aturan kurikulum tradisional yang mengekang.

Reni Akbar (2004:5) ditemukan dari 199 anak berbakat yang terjaring, 77 (38,7%) tergolong  underachiever. Penanganan anak berbakat menurut Conny Semiawan (2008:190) memerlukan penanganan khusus, yang bukan lagi dari atas ke bawah, melainkan manajemen berdasarkan keputusan sekolah secara bersama. Utami Munandar mengenai anak berbakat ini pernah berpendapat (1992:24) pada umumnya mereka ini kurang mendapat perhatian, padahal anak giftedness dalam hal ini, dianggap menyimpang sehingga harus diwadahi.

Dalam sebuah kebijakan terdapat sejumlah program-program. Farida Yusuf Tayibnapis (2008:9) mengungkapkan pengertian program adalah segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.

 Menurut Reni Akbar (1997:5) berdasarkan hasil penelitian pada 20 SMA unggulan di 16 provinsi, siswa yang memenuhi persyaratan hanya 9.8%. Hal ini tampak sejalan dengan hasil riset penulis yang dijelaskan di atas.

Namanya juga evaluasi pasti ada hasil dan rekomendasi yang di usulkan untuk sebuah perbaikan-perbaikan. Kelemahan hasil seleksi skala washler dalam riset tersebut ada dua organisasi penyelenggara  yang digunakan.  Hasilnya memang mendekati namun tetap bisa dibedakan antara dua penyelenggara ter IQ skala Intelegensi Wechsler tersebut.

Disamping itu, penggunaan istilah kelas bilingual dirasa kurang tepat, karena dilihat dari rancangan programnya bukan hanya sebatas penggunaan dua bahasa dalam proses pembelajaran. Tapi lebih mengarah pada mutu pelayanan dalam PBM.

Tampaknya tidak terlalu salah, jika ada publik yang menilai program itu, sebagai kelas bertarif Internasional. Karena pendidikan bermutu itu memang perlu biaya dan relatif mahal. Sejak istilah sekolah gratis di hembuskan para politisi Indonesia, jangan salahkan jika banyak orang strata upper class memilih lari ke pilihan sekolah di Luar Negeri. Atau memilih sekolah yang dikelola orang asing di Indonesia. Karena tidak ada pilihan. Putri Ariani yang bersekolah di Bantul, dan berhasil di AGT, kini layak jadi bahan kajian(waglo).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun