Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Habib Jafar dan Mongol, Bisa Bicara Neraka Penonton Tertawa. Apalagi Tentang Dabbah

11 Februari 2023   07:58 Diperbarui: 11 Februari 2023   09:02 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto hasil edit penulid

Itulah gambaran cara Allah menampakkan diri di bumi. Dan masih banyak kejutan-kejutan baru yang menggegerkan dunia lewat ceritera yang menarik. Seperti temuan spektakuler berikut ini : musik dari alam smesta, bintang mengetuk, suara bising matahari, peredam suara di bumi, mayat tidak membusuk jutaan tahun, manusia tertidur ratusan tahun, dst. Belum apa-apa sudah terasa  bosan dan muak mendengar judulnya. Coba kalau kisah itu di bawakan Habib dan Pendeta di atas, pasti "wow". Bahkan banyak medsos yang spontan mendaur ulang dan semuanya viral. Kisah-kisah di kitab suci, di era medsos akan memasyarakat lewat konten lucu dalam sebuah tontonan untuk jadi tuntunan.

Berita-berita dari isi kitab suci yang diuraikan di atas, memang bobotnya terlalu berat. Harus dibawakan dengan cara ringan.
Ternyata tidak hanya itu, jelang kiamat akan ada binatang aneh melata yang muncul dari dalam perut bumi dan mampu berbicara. Penulis yakin berita ini akan diturunkan Allah bertahap. Tidak sekaligus, sehingga orang-orang penasaran dan mencari tahu secara terus menerus. Foto-foto yang disebar media tidak terlalu menyedot perhatian tanpa sebuah pengantar. Pengantar berupa "Binatang Dabbah dan Kalimat Israel" diduga latar yang tepat.

Kemudian langkah berikutnya binatang ini memberikan tanda pada wajah manusia, yang menjadi pembeda antara orang beriman dan tidak. Karena makanan orang beriman itu beda dengan makanan orang yang tidak beriman. Makanan halal dan haram sudah ada di kitab  Taurat, Zabur, Injil dan Quran. Lalu apa menariknya isi ceritera makanan halal dan haram dihubungkan dengan binatang Dabbah?

Patut diduga makanan halal dan haram itu mengandung binatang mikro yang bisa membesar pada saat yang tepat. Tergantung iklim, cakrawala, komposisi senyawa udara dst. Seperti padang gurun yang tandus yang berubah jadi lapangan rumput menghijau tiba-tiba dalam semalam. Demikian juga dengan binatang yang akan lahir menandai wajah orang beriman dan tidak beriman. Apa binatang ini sebenarnya?  Kok bisa binatang menandai wajah orang beriman dan tidak beriman ? Jika dijawab oleh sosok orang penghibur dan berilmu tinggi di atas. Akan membuat medsos yang menyajikannya  jadi viral bahkan terus berkembang. Dan viralnya itu berbuah ganda, karena bermuatan religi.

Nilai akhirat akan diperoleh penyaji, karena topik yang diangkat Binatang bernama Dabbah yang berkali-kali disebut Rasulullah SAW sebagai salah satu tanda dekatnya kiamat. Para pendengar akan diajak bicara religi. Menyangkut kuasa Allah dalam menjelaskan tentang binatang Dabbah. Hal ini tertera dalam Quran Surat An-Naml: 82 yang artinya sebagai berikut.  "Apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan seekor dabbah (binatang) dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami." (An-Naml: 82)

Tampaknya memang tidak menarik bagi orang awam untuk mendengarkan uraian yang biasa-biasa saja. Apalagi  mengenai ceritera dari religi yang berbeda audiennya. Jika seseorang  ujug-ujug mengungkapkan
"Rasulullah SAW pernah bersabda tentang Dabbah ini dan menjadi salah satu pengingat Umat untuk selalu bertaubat". Belum apa-apa orang banyak yang kabur menghindar, karena takut diceramahi, pembawa kabar.

Apa lagi jika sudah menyentuh kalimat sakral di dalam hadist Riwayat Muslim, tentang Rasul menyebut tiga perkara yang jika, ketiganya keluar maka semua taubat dan amal tiada gunanya. Semua pendengar merasa terhakimi menyangkut terbitnya matahari dari arah barat, Dajjal dan Dabbah. Karena bunyinya jelas tidak boleh berubah sbb: "Ada tiga perkara yang jika keluar maka tidak akan berguna lagi keimanan orang yang belum beriman sebelumnya; atau belum mengusahakan kebaikan yang dilakukan dalam keimannya. Ketiga perkara itu adalah: terbitnya matahari dari barat, Dajjal dan binatang bumi." (HR. Muslim).  Harusnya kisah di atas ini disajikan dalam wujud sinetron, lagu punk, Stand Up, atau drama. Dalam era kekinian mungkin kisah  itu bisa diangkat ke Podcast.

Para pemilik channel di medsos termasuk youtube, mungkin tulisan ini merupakan kabar baik untuk gagasan merintis sebuah konten. Dan tidak akan kehabisan ide. Karena apa? Lagi-lagi penulis menduga, semua yang tertulis di kitab suci itu pembuktiannya diturunkan secara bertahap. Dan kadang ambigu bagi orang akan melahirkan dua sikap. Keambiguan itu bisa melemahkan iman atau memperkuat iman. Tergantung arah angin. Media yang kita miliki bisa mengarahkan arah angin itu. Caranya bagaimana? Ketika semua tanda-tanda dirangkum dan disangkutpautkan akan tampak wujudnya secara utuh. Seperti tanda waktu datangnya, ciri-cirinya, akibatnya, dan seterusnya.

Tanda atau ciri itu, seperti dalam sabda " Sesungguhnya tanda-tanda (Kiamat) yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya binatang kepada manusia pada waktu Dhuha. Mana saja yang lebih dahulu muncul, maka yang satunya akan terjadi setelahnya dalam waktu yang dekat." (HR. Muslim). Intinya akan beruntun susul menyusul. Kisah ini akan tampak menarik diangkat lewat ceritera menyangkut adegan susul menyusul. Dapat dibayangkan peragaan suasana paniknya manusia ketika peristiwa itu hadir. Hanya Habib Jafar dan Mongol yang bisa meramunya, menjadi sebuah tontonan.

Menciptakan adegan lucu dari suatu peristiwa serius dan ilmiah memang sangat sulit. Tapi jika merinci tentang pendapat yang mengatakan Dabbah itu ada dua versi yaitu hewan dan manusia. Mana mungkin manusia tidak bisa membedakannya? Seperti pendapat berikut mengenai dabbah adalah manusia yang berbicara, mendebat dan membantah orang-orang yang gemar melakukan bid'ah dan kekufuran agar mereka berhenti. Ada pula yang berpendapat Dabbah adalah bakteri yang berbahaya yang akan membuat manusia menderita. Bakteri tersebut melukai bahkan bisa membunuhnya. Ketika melukai seseorang ia membawa pesan berupa nasihat kepada manusia seandainya mereka memiliki hati yang bisa berpikir, sehingga mereka sadar untuk kembali kepada Allah, kepada agamanya dan menekan mereka untuk menerima hujjah. Ini adalah pendapat yang dipegang oleh Abu 'Ubayyah dalam komentarnya terhadap kitab an-Nihayah/ al-Fitan wal Malahim, karya Ibnu Katsir. Seperti uraian penulis pada alinea sebelumnya. Kisah ini  akan bisa dicerna dalam sebuah sajian yang mudah dipahami.

Intinya semua peristiwa yang aneh-aneh akan terjawab lewat tafsir yang ada di kitab suci. Terlepas dari kitab suci apapun yang ada di bumi ini.  Namun  ada yang "kirata" (dikira-kira tapi nyata) ada pula yang akurat. Tergantung pada keimanan yang melandasinya. Lewat gurauan Habib Japar & Pandeta Mongol, manusia bisa tertawa. Dan bisa jadi sebagai awal munculnya perenungan .
Gurauan itu, akan bermakna lebih, dalam sebuah kemasan orang berilmu. Gurauan mereka layak diperhitungkan karena Habib Husein Ja'far Al Hadar, S.Fil.I., M.Ag. adalah pendakwah dan penulis Indonesia. Ia merupakan lulusan Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga gurauannya berdasar. Terlebih Ia juga merupakan penulis di media massa, pembicara seputar keislaman, dan Direktur Akademi Kebudayaan Islam di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun