Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Habib Jafar dan Mongol, Bisa Bicara Neraka Penonton Tertawa. Apalagi Tentang Dabbah

11 Februari 2023   07:58 Diperbarui: 11 Februari 2023   09:02 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benarkah binatang Dabbah telah lahir di Israel tahun 2023 ini? Mari kita berpikirnya seperti Habib Jafar & Pdt. Mongol, agar terasa lebih rileks. Karena jika benar binatang Dabbah itu sudah muncul kepermukaan bumi, maka semua manusia bisa panik. Karena itu pertanda kiamat begitu dekat, mungkin hanya tinggal hitungan tahun, bulan, minggu, atau hari. Kecuali yang berbicaranya kedua orang tersebut di atas. Semua orang bisa tertawa walau topik yang dibahasnya tentang kematian. Seperti Pdt Mongol saat pembahasan meninggalnya umat Nabi Musa di bukit Tursina. Semua audien tertawa serempak. Kok bisa ?

Seberat apapun permasalahan di dunia ini, jika menggunakan pola yang dilakukan Habib Jafar dan Pdt.Mongol akan terasa menjadi ringan dan menghibur,  tanpa mengaburkan makna. Walau  pernyataan mereka itu selalu butuh pemikiran lanjutan. Lalu bagaimana tentang dugaan hewan Dabbah yang diduga telah muncul di Israel.  Jika benar itu binatang Dabbah pasti Habib Jafar & Mongol tidak akan menyia-nyiakan kesempatannya. Apalagi hewan Dabbah itu dalam catatan kitab suci, termasuk hewan unik karena bisa bicara dengan manusia lintas bahasa manusia bumi. Dan dinyatakan bertugas memberi tanda untuk membedakan orang beriman dan tidak beriman.

Awal kisah cerita di tahun 2023 ini, ada sebuah media online,  detik.com dari Sumut yang kini banyak dikunjungi pembaca karena memunculkan foto binatang aneh dengan keterangannya  menyebutkan nama hewan "Dabbah" yang muncul di "Israel." Fotonya berupa binatang berkaki dua di depan dan dua di belakang, seperti kadal. Seluruh tubuhnya bergaris-garis menyerupai corak jemari tangan yang kedinginan. Atau boleh dikatakan garis-garis diseluruh tubuhnya persis corak punggung hewan kakiseribu. Namun kedua pasang kakinya menyerupai kaki biawak.

Penulis meyakini munculnya binatang aneh di Israel benar adanya. Tapi belum tentu Dabbah karena berita yang ada, tidak menyertakan ciri-ciri sesuai kitab suci. Hewan yang diduga Dabbah kali ini adalah cara Allah untuk menunjukan dirinya di bumi dengan sebuah simbol-simbol keberadaanNya. Dengan demikian semua manusia yang religius lintas agama mulai mencari tahu apakah itu Dabbah? Akan terasa berita ini menarik jika dikemas oleh seseorang berselera homor yang sangat tinggi. Akan tampak kisah ini tidak terlalu seram, tapi bisa jadi lucu jika dibawakan oleh Habib Jafar dan Pendeta Mongol. Mana ada binatang bisa menguasai jutaan bahasa manusia yang pernah ada di bumi. Sudah dapat dibayangkan bagaimana lucunya ekspresi muka Mongol ketika memperagakan hewan berbicara seperti manusia demikian itu.

Banyak sekali cara Allah menunjukan keberadaanNya seperti memperlihatkan lewat penemuan  manusia : Dua lautan yang airnya bertemu tapi tidak bersatu, foto cakrawala menyerupai bunga mawar, sidik jari manusia yang berbeda-beda, tanah Arab yang mulai ditumbuhi rumput menghijau secara tiba-tiba, banyaknya terowongan menembus gunung batu menjawab yang tertulis di kitab suci, mengeringnya sungai Eprat, ditanamnya ribuan pohon sejenis di Israel, bayi balita hafal Al'Quran, dst. Untuk menjelaskan  secara rinci materi di atas satu per satu kok berat sekali ya? Tentu, jika bicaranya secara ilmiah menggunakan data akurat memang terlalu berat. Tapi ada pola berpikir individu yang menyenangkan dan menghibur, tanpa mengurangi makna.


Penulis punya argumen baru tentang kuasa Allah dengan lahirnya pemuka agama beda keyakinan tersebut di atas, yang  bisa diterima lintas umat. Bahkan tutur katanya dibiarkan oleh masyarakat umum, untuk masuk  ke rumah-rumah lewat telefon genggam setiap anggota keluarga. Mereka berdua begitu bebas menyelinap kedalam lingkungan manapun penuh damai, bahkan menyelinap ke renungan hati. Karena kedua pemuka agama di Indonedia ini tidak pernah menghakimi, maka sangat digandrungi kaum milenial.

Perilaku berselorohnya, dapat menyatukan hati pendengar. Walau jawaban mereka itu bersebrangan dengan akidah si penanya, tetap semua penuh tawa. Mengapa ? Karena semua jawaban dikemas dalam satu ramuan lucu, akhirnya mengundang gelak tawa. Walau sanggahan dari lawan bicara itu keliru tetap tidak akan takut dihakimi. Demikianlah cara kerja Habib Jafar dan Pendeta Mongol. "Kita meniru google maps" begitu seloroh Habib Jafar dalam sebuah wawancara di medsos.  Kita tahu google maps dibutuhkan manusia dan tidak pernah menghakimi penggunanya. Walau jalan yang dilalui pengguna keluar dari petunjuknya. Google maps akan menunjukan jalan lain walau harus berputar-putar

Pertanyaan menohok tentang "ketuhanan" bisa diubah oleh mereka berdua jadi sebuah tontonan dan tuntunan.  Paparannya bisa mengundang gelak tawa, hingga suasana mencair. Tapi sebenarnya perlu perenungan yang mendalam. Hal seperti itu, hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang mumpuni di bidangnya. Misalkan sering sekali datang pertanyaan dari seseorang yang punya logika sederhana yang berkata  "Jika Allah memang benar ada, mengapa tidak menampakkan diri di bumi ini?"

Dijawab oleh Pendeta Mongol dalam sebuah Stand Up Comedy "Jika Tuhan melakukan itu, maka semua orang akan meninggal". Hadirinpun terbahak-bahak. Karena menyangkut kisah nabi Musa di bukit Tursina. Dikisahkan suatu ketika Nabi Musa pergi menuju Bukit Tursina atau Gunung Sinai. Di sana Nabi Musa bermukim selama 40 malam untuk meneriwa wahyu dari Allah. Akhirnya semua orang meninggal dunia. Malas untuk membaca sejarah nabi, karena seperti dongeng usang. Tapi jika dibawakan oleh Mongol justru ceritera itu justru jadi bertenaga.

Wajar jika pertanyaan keberadaan Tuhan dijawab oleh Habib Jafar, lewat perumpamaan "Seperti orang membawa senter di siang hari." Semua hadirin hanya terdiam dan tidak merasa lucu. Tapi saat dijelaskan "suasana terang benderang kok menyalakan senter?" barulah orang bisa tertawa lepas. Kadang-kadang orang awam itu suka "telmi" (telat mikir).

Begitu juga dengan lahirnya  binatang Dabbah di Israel, tidak semua orang bisa tanggap, karena banyak sekali yang tidak pernah mengenal isi kitab suci tentang binatang langka yang bisa bicara dalam bahasa manusia itu. Lewat ceritera menghibur dan lucu seperti cara membawakannya Habib Jafar atau Pendeta Mongol akan terasa lebih spektakuler.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun