Mengapa dibubarkan? Karena tidak ada anggaran untuk biaya kerjasama itu. Karena tidak ada lagi payung hukum yang kokoh untuk bisa menghadirkan anak orang kaya bisa bangga duduk di sekolah Indonesia. RSBI merupakan kebanggaan dan bergengsi yang bisa dimasuki segelintir orang yang sesuai kriteria baik si miskin maupun si kaya. Prestasinya jadi rujukan utama sekolah-sekolah di sekitarnya. Tidak perlu studi banding ke tempat yang jauh.
Diduga karena persaingan global yang merugikan beberapa negara tetangga  Indonesia. Bahkan merugikan elite dunia sejak penolakan Indonesia terhadap bantuan luar negeri dari ADB. Ini adalah genderang perang yang cukup disegani bangsa lain. Indonesia bisa unjuk kekuatan walau akhirnya tumbang oleh bangsa sendiri.
Dunia pendidikan di Indonesia yang dimotori para alumnus perguruan tinggi ternama Indonesia yang berjiwa nasionalis  begitu kompak menolak bantuan ADB yang memaksa  menerapkan bunga berbunga sejak uang pinjaman itu belum cair.  "Belum cair sudah dibebankan bunga?" Inilah kalimat yang membakar peserta pelatihan SNBI di Puncak Bogor, di Yogyakarta, di Bandung, dan lokasi lainnya. Semua peserta bulat untuk melawan ADB. Hingga akhirnya lahirlah nama baru dari SNBI menjadi RSBI.
ADB dianggap memberatkan perekonomian Indonesia. Akhirnya RSBI berjalan spektakuler tanpa bantuan dari luar negeri. Berkibarnya RSBI sejalan dengan mulai surutnya pelajar Indonesia yang memburu pendidikan di Singapura dan Australia. Semua penggiat pendidikan merasa bangga jadi bangsa Indonesia.
Peristiwa inilah diduga yang menyebabkan perang sengit mencuat lewat LSM Internasional yang menyusup ke dalam negeri. Mereka dari LSM luar negeri tampak gencar mencari-cari kelemahan program yang membuat harum pendidikan Indonesia itu. Berita miring dari luar negeri selalu memadati group medsos skala nasional saat itu. Namun program pendidikan terus di pacu. Pengelola seolah lupa bahwa itu adalah ancaman serius.
Lewat tuduhan melanggar hak azasi manusia program RSBI dibubarkan lewat putusan pengadilan. Hal ini banyak disayangkan banyak pengamat pendidikan Indonesia. Akhirnya kini  sekolah di luar negeri  kembali diminati dan dibanjiri orang berduit dari Indonesia. Karena program unggulan Indonesia yang bernama RSBI berhasil ditumbangkan.Â
Apakah para badut luar negeri itu bersuara untuk kemajuan Indonesia? Jawabnya tentu tidak. Kini justru sekolah luar negeri terus menjamur di Indonesia, seperti yang sempat di paparkan penulis di judul yang berbeda.
Lupakan dulu tumbangnya RSBI, mari kita tengok program yang dibidik SMAN Gubuk Apung , Bekasi di tahun 2022. Yang kini diminati penyelenggara sekolah  di AKSI (Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia).Â
Ada harapan program lama yang mengharumkan pendidikan Indonesia itu, bisa bangkit kembali. Salah satunya mengadopsi  sistem Malcolm Badrige. Lalu apa keunggulan dari manajemen Malcolm Badrige sehingga layak diangkat ke dunia pendidikan ? Diketahui ada 7 Kategori Malcolm Baldrige untuk Mengukur Kinerja Tim Excellence.
Perlu diketahui  bahwa banyak sekali negara di berbagai belahan dunia yang mengadopsi pendekatan dan kriteria yang digunakan oleh Komite Malcolm Baldrige untuk mengukur keunggulan kinerja. Karena keberhasilannya  maka  penghargaan tahunan saat ini telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi peningkatan mutu dan kinerja bisnis beragam perusahaan. Dan hal ini layak diangkat ke dunia pendidikan di Indonesia.
Saat ini, kriteria yang digunakan oleh Malcolm Baldrige ini dikenal  sebagai 7 Kategori Malcolm Baldrige. Mungkin baru akan diperkenalkan di awal bulan november 2022 yang akan datang. Namun kinerjanya sudah merangkak sejak akhir tahun 2021 yang diselenggarakan di hotel Sheraton Bandung. Dan bulan oktober dilanjutkan di UPI. Videonya bisa di tonton di channel youtube Waglo (Gubuk Apung).