Tulisan berbahasa Arab itu tertera  di bawah dinding tebal berlogo Salib.  Tepatnya pada bidang miring berwarna hitam, dibawah bertulisan "Prof. DR. Mult 1922-2003. Wajar jika dibawah Salib itu tertulis kaligrafi arab. Karena  beliau itu seorang dosen yang hafal Qur'an dan hadis. Dan  banyak menulis buku-buku Islam bagi orang Eropa dan dunia.
Walau  dinyatakan banyak orang, bahwa beliau itu sebagai seorang  Orientalis asal Jerman. Patut dihargai secara duniawi karena banyak sekali karya tulisannya yang telah mengubah pola pikir orang Eropa terhadap ajaran Islam. Bagaimana cara Annemarie Schimel mengubah pola pikir orang Eropa ?
Karena Prof. Annemarie Schimel ini  banyak menulis tentang Islam dan Sufisme. Dunia Internasional mengenalnya sebagai seorang profesor yang mengajar di Universitas Harvard. Pengakuan dunia itu, dibuktikan pada tahun 1995, Schimmel mendapatkan penghargaan Hadiah Perdamaian oleh Perdagangan Buku Jerman (bahasa Inggris: Peace Prize of The German Book Trade). Untuk mengukuhkan  bahwa beliau  banyak sekali  kontribusinya dalam membuat sintesis Islam modern.
Dinyatakan Prof. Annemarie Schimmel
berhasil menulis 105 judul buku bertema Islam. Bahkan menurut Syeh dari Cirebon, beliau pernah dialog dengan bahasa jawa secara fasih. Â Dalam informasi lainnya dari berbagai sumber, dinyatakan bahwa ia juga sangat fasih berbicara dalam bahasa Farsi, Turki dan Urdu.
Rasa penasaran tentang tidak bersahadatnya Annemarie Schimmel. Penulis mencoba menelusuri  nama tersebut di mesin pencari google. Didapat beberapa rangkuman kisah dari beberapa karya tulisannya.
Dalam bukunya  "Jiwaku Adalah Wanita" (Mizan), Schimmel meyakini betul bahwa kekayaan sastra India, yang kemudian jadi industri Bollywood. Saya percaya beliau menguasai bahasa India bagian dari  22 bahasa di dunia ini yang dia kuasai.  Prof. Annemarie Schimel banyak melahirkan berbagai tulisan menarik yang menjiwai tokoh dalam tulisan sesusi bahasa dan budayanya. Termasuk tentang isi perimbon Jawa. "Akulah Angin, Engkaulah Api", Rumi digambarkan Schimmel sebagai manusia biasa yang indah, kreatif dan jenius. Dan masih banyak lagi kisah yang patut ditafakuri.
Ketika Schimmel diundang Presiden Gus Dur ke istana. Â Besoknya, bersamaan dengan foto Headline Kompas Gus Dur dan Schimmel di depan istana negara, Budhy Munawar Rachman menulis satu artikel bagus tentang Sufisme Cinta Annemarie Schimmel. Mungkin tulisan ini masih bisa kita cari di internet.
Saat tulisan ini dibuat bertepatan dengan hari Idhul qurban. Besok pagi umat Islam akan memotong hewan. Daging hewan  untuk masyarakat sekitar lintas keyakinan. Ini adalah bulan pengorbanan. Perlu dipahami bahwa bukan hanya masalah hewan yang wajib di sedekahkan. Kita boleh saja apriori tentang Prof. Annemarie Shimmel yang telah banyak berkorban waktu dan pikirannya demi menulis buku tentang Islam. Tapi ada kemungkinan dia lupa berkorban waktu untuk  sebuah amanat. Agar dirinya dibimbing bersyahadat di detik terakhir hembusan nafas.
Diduga saat dehidrasi seorang Annemarie Shimmel salah berucap di akhir hayatnya.  Karena beliau lupa mengorbankan waktunya untuk sebuah "amanat" di hembusan nafas kelak. Amanat yang perlu sebuah pengorbanan  menyangkut waktu luang, menyangkut pentingnya bicara dari hati ke hati. Bicara berbisik ke orang terdekat tentang minta dibacakan "syahadat" berikut penjelasannya kepada keluarga terdekatnya.  Bukan minta dibacakan surat "patihah". Wallohualam (DN).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H