Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Prof. Annemarie Schimmel, Lupa Berkurban Untuk Amanat

10 Juli 2022   01:51 Diperbarui: 10 Juli 2022   11:18 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebut saja Annemarie Schimmel  seorang Profesor beragama Katolik. Namun dalam sebuah dialog dengan Syeh dari Cirebon dia menyatakan diri tidak beragama.   Realita  dalam sebuah kisah Annemarie Schimmel  pernah minta dibacakan surat Alfatihah saat akhir hayatnya.  Kok, bukan minta bersyahadat?

Annemarie, saat masih sehat dalam sebuah dialog di pesawat terbang ketika ditanya oleh seorang ulama  "mengapa tidak mau bersyahadat?" Jawabnya "belum mendapat khidayah" Namun dalam kisah lain, saat akhir khayatnya minta dibacakan ayat Al-Qur'an dan saat ini,  dalam batu nisannya dibawah dinding tembok Berlogo Salib warna keemasan, tertulis huruf Arab yang menceriterakan tentang kesadaran ruh manusia atas sebuah kematian. Tampaknya dia paham betul saat berada di alam barzah itu, seperti yang tertulis di batu nisan miliknya. Namun banyak kaum Muslim yang menyayangkan beliau belum bersyahadat.

 

 Padahal tampaknya Annemarie paham betul bahwa setiap orang yang meninggal dunia,  saat syakaratul maut butuh mengucapkan "dua kalimah syahadat" karena itu, jaminannya adalah syorga. Tapi yang dia minta itu  justru  memohon untuk diperdengarkan ayat Qur-an surat Al-fatihah. Kok sedikit aneh ?

Banyak orang awam, keheranan  terhadap cendikiawan penghafal Qur'an dan hadis ini, karena hingga hembusan nafas terakhir tidak sempat "bersyahadat" namun beliau sempat minta dibacakan surat Al-fatihah di akhir khayatnya itu. Saya sebagai penulis naskah ini menduga ada suatu kesalah pahaman masyarakat lingkungan terdekatnya. Salah paham  yang  saya anggap paling fatal. Jika benar dia meminta dibacakan ayat Qur'an patut diduga Prof. Annemarie Schimmel sesungguhnya  minta dibacakan "Syahadat". Karena beliau penulis  buku-buku bernuansa Islam terkemuka di Eropa.

Prof.Annemarie Schimmel (Foto. google)
Prof.Annemarie Schimmel (Foto. google)
Mengapa dianggap keliru? Dalam keadaan mendekati kematian, tubuh mengalami dehidrasi. Biasanya banyak keluar keringat, saat hembusan nyawa terakhir.  Dengan bercucurannya keringat sekujur tubuh akan terjadilah dehidrasi. Saat itu,  orang secerdas apapun pikirannya akan mengalami kesulitan berpikir normal yang ada justru sebuah halusinasi.

Saat dehidrasi yang disebabkan oleh banyaknya  keringat berlebih, dan kurangnya asupan. Untuk bisa "bersyahadat  perlu bantuan orang-orang yang ada di sekitarnya". Tidak bisa menyalahkan lingkungan sepenuhnya, tentang salah persepsi sebuah permintaannya. Karena untuk hal itu  perlu sebuah amanat sebelumnya.  Hal ini perlu sebuah amanat kepada orang terdekat di lingkungan sekitar. Minimal amanat menjelang ajal tiba. Idealnya disampaikan dalam sebuah alur ceritera selama raga masih hidup sehat. Sampaikanlah amanat itu dalam sebuah pengorbanan waktu dan pikiran. Ini adalah sebuah qurban terbesar dalam kehidupan lintas agama. Semua orang agama apapun perlu berqurban ketika mampu

Buku kumpulan tulisan kompasiana (Foto Pribadi)
Buku kumpulan tulisan kompasiana (Foto Pribadi)
.Bagi orang muslim, sampaikanlah bahwa dalam ajaran Islam diakhir khayat itu upaya terakhir yang di idamkan seorang calon arwah adalah bersyahadat. Prof.Annemarie Schimmel dalam kisahnya, menjelang ajal beliau  minta dibacakan "alfatikhah".  Jika orang sekitarnya merupakan pemeluk Islam yang taat, pasti memahami bahwa Prof. Annemarie Schimmel minta dibacakan shahadat, bukan surat Al-Fatihah.

Namun Allah maha tahu dan maha bijaksana. Prof. Annemarie Schimmel adalah penulis buku tentang Islam yang menguasai 22 bahasa di dunia. Dan diakui masyarakat dunia, beliau itu telah banyak mengubah pola pikir masyarakat Eropa terhadap ajaran Islam. Kaum terpelajar, atau kaum cerdik pandai Eropa yang ingin mengetahui Islam akan berupaya membaca tulisan Prof. Annemarie Schimmel. Padahal beliau itu  belum bersyahadat sampai akhir khayatnya. Karena yang dia minta diakhir khayatnya hanya dibacakan surat Patihah.

Untuk para pembaca yang budiman, penulis mengajak kepada masyarakat lintas agama. Agar memahami kebutuhan umat  Islam saat sakaratul maut. Jika ada permintaan semacam ini harus jeli. Segera panggilkan orang yang paham tentang akidah bakal jenazah. Jika berbeda akidah dengan masyarakat di lingkungannya, cukup atas dasar kemanusiaan saja untuk membantunya. 

Karena arwah saat itu begitu gelisah meminta pertolongan sesuai keyakinannya. Jika meminta dibacakan ayat qur'an, segera penuhi atas dasar kemanusiaan tadi. Begitu juga jika meminta sesuatu sesuai ajaran diluar Islam (sesuai keyakinan), segera panggilkan ahlinya sesuai amanat yang pernah disampaikannya. Ini adalah sebuah pengorbanan. Hari idhul qurban saatnya merenungi makna pengorbanan itu.

Tulisan dalam batu nisan  Annemarie Schimel, menyatakan bahwa "manusia akan sadar saat tertidur panjang. Saat itu baru menyadari bahwa dirinya telah meninggal"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun