Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Musibah Putra Sulung Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, Emmeril (Harus Menyentuh Pengayaan Kurikulum Sekolah)

29 Mei 2022   09:16 Diperbarui: 29 Mei 2022   14:25 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto hasil edit dari Instagram/@emmerilkahn


Selama ini, setiap kegiatan  di alam yang berbahaya. Keluarga dan sekolah lebih percaya pada pelatih profesional dan percaya kepada pengalaman masa lalu dari panitia penyelenggaranya. Hal itu dianggap sudah cukup aman. Keluargapun menyerahkan sepenuhnya kepada panitia tersebut. Ini termasuk kegiatan yang dalam catatan baik, namun kadang bisa punya kendala yang rumit di lapangan. Apalagi jika panitianya amatiran.

Putra Sulung Gubernur Jawa Barat adalah olahragawan yang punya sertifikat. Jadi bukan orang yang sembarangan dalam bidang pecinta alam dan berenang. Inilah hal yang membesarkan hati kita dan keluarga.Sudah tiga hari Pria berusia 23 tahun bernama Emmeril Khan Mumtadz atau Eril, putra sulung Ridwan Kamil itu, hingga tulisan ini dibuat masih belum ditemukan. Padahal mereka datang di kota Swiss untuk mencari sekolah program S2 bagi Eril.

Yang mempersulit pencarian diantaranya karena keruhnya sungai akibat lelehan salju. Pencarianpun tidak bisa menggunakan helikopter karena disekitar sungai sangat rimbun dengan pepohonan. Pencarian hanya menggunakan perahu dan pejalan kaki di sekitar lokasi. Kesigapan pemerintah Swiss mendapatkan apresiasi dari keluarga karena tidak mengenal lelah terus berupaya.

Yang membesarkan hati keluarga sesungguhnya karena beliau itu termasuk pemuda yang rajin olahraga dan bisa berenang disamping  punya sertifikat diving, jadi punya kemampuan untuk mengatasi hal itu.

Secara fisik dan mental Eril juga sudah siap untuk berenang di Sungai Aare. Mengingat persiapan pun sudah dilakukan sebelum benar-benar turun ke sungai tersebut. Begitulah yang tertulis di  Liputan6.com. Tampaknya masalah persiapan dan keahlian tak bisa diragukan. Tapi mengapa peristiwa ini, harus menyentuh penyempurnaan kurikulum di sekolah ? Maaf bukan perubahan kurikulum.

Untuk semua siswa yang punya kesenangan bermain di air seperti sungai, pantai, dst. Terutama jika berada di lokasi yang belum di kenal, harus melibatkan masyarakat dan pengelola lokasi setempat agar bersiaga dan terintegrasi. Karena kemampuan manusia itu sangat terbatas. Ada titik lemah yang kita miliki.

Seperti yang pernah terjadi di Irigasi dan Kalimalang, Bekasi. Siswa yang berlatih bisa terselamatkan, namun yang menolongnya justru mengalami kesulitan untuk menyelamatkan diri. Tanggung jawab pengelola lokasi itu begitu beratnya. Tentu perlu pula diselamatkan pihak lain dalam keadaan tertentu.

Dewasa ini, kegiatan berbahaya itu, perlu terintegrasi lintas ilmu. Diantaranya media pemantau jarak jauh.
Dokumentasi dan publikasi kegiatan juga sering punya peran penting. Apalagi saat ini ada media, FB, Instagram , youtube dst. Media tersebut bisa dimanfaatkan untuk acara siaran langsung. Jika setiap kegiatan disiarkan secara langsung ditonton orang banyak, panitia penyelenggara akan mempersiapkannya secara maksimal dan lebih matang, mengapa ?

Karena siaran langsung akan ditonton banyak orang, pasti akan banyak informasi penting yang bisa terjaring sebelum kegiatan berlangsung. Karena siaran langsung perlu publikasi sebelumnya agar banyak yang menonton.

Disamping itu hasil rekamannya bisa bermanfaat untuk mengabadikan kegiatan dan bermanfaat untuk  kegiatan evaluasi. Disamping peralatannya juga cukup praktis dan tidak memakan banyak memory komputer. Hanya dengan HP di tangan semua kegiatan bisa diliput sesuai perencanaan. Bahkan dari awal hingga akhir selama batre mencukupi.

Para kepala sekolah dan guru, khususnya pengelola pecinta alam. Kini saatnya memberi rasa aman tambahan kepada keluarga peserta. Diantaranya melakukan siaran langsung yang dapat di pantau keluarga di rumah. Apalagi jika kegiatannya ada di luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun