Mohon tunggu...
Dr. Dedi Nurhadiat
Dr. Dedi Nurhadiat Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku pelajaran KTK dan Seni Budaya di PT.Grasindo, dan BPK Penabur

Manajemen Pendidikan UNJ tahun 2013. Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung lulus tahun 1986. Menjabat sebagai direktur media SATUGURU sejak tahun 2021 hingga sekarang. Aktif di Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) sejak tahun 2020. Menjabat sebagai kepala sekolah di beberapa SMA sejak Tahun 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

UAS Tahu Aktornya dari Jakarta (Deportasi dari Timor Leste, Belanda, dan Singapura, Polanya Sama)

20 Mei 2022   04:41 Diperbarui: 21 Mei 2022   13:48 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk melegalkan perbuatan Imigrasi Singapura di sebarkan berita tentang legalitas bahwa
"Setiap negara memiliki kedaulatan untuk mengatur kebijakan keimigrasian masing-masing. Siapa yang dapat masuk dan siapa yang tidak dapat masuk," jelasnya. Seperti di lansir Republika.Co.Id, Jakarta.

Paul Zang dan Saipuddin Ibrahim adalah orang yang paling berbahagia dalam kasus ini. Seperti tampak dalam cannel youtube yang banyak dibuat konten pemburu dolar.  Begitu juga kubu-kubu yang berseteru akibat perebutan dana bantuan untuk M.Kace. Kini mereka merasa mendapatkan angin segar, dan sedikit bernapas. Kasus-kasus penggalangan dana itu, pemberitaannya sedikit tersita oleh pemberitaan UAS.

Satu minggu sebelum peristiwa deportasi UAS dari Singapura. Peristiwa perkelahian Paul Zhang (si muka pantat) dan Saefuddin Ibrahim jadi tambang emas buat para  youtuber.

Konten youtube laku keras, hingga isunya menjadi bola liar. Sejak terpicu usulan penghapusan 300 ayat Qur'an dan perebutan dana sumbangan untuk M.Kace. Terdakwa yang diponis 10 Tahun Penjara itu memang layak diduga jadi dulang emas yang sangat menggiurkan.  Perseteruan akibat dana sumbangan ini, hingga menukik ke "tahi lalat yang ada di selangkangan" dan "video tangan wanita di tempat tidur Saefuddin".

Saling bongkar aib skandal sex dari para pemuka agama non-muslim ini, melahirkan babak baru hingga munculnya banyak berita pelelangan rumah ibadah karena gulung tikar. Diduga yang diuntungkan itu kaum atheis. Walaupun  banyak yang masuk ke paham atheis itu hanya jembatan saja menuju kepada pencarian menuju ajaran monotheisme.

Peristiwa standar ganda PBB terhadap kasus serangan Rusia dan pendudukan Zionis Israel. Melahirkan dua kubu menguat antara kubu pendukung kebijakan Putin (pro Palestina). Dengan Pendukung Joe Bidden (Pro Zionis). UAS ikut bagian dari pertempuran ini. Lewat serangan dakhsyat di mimbar.

Kini dengan adanya rentetan peristiwa di atas, bangsa Indonesia harus hati-hati. Harus bisa memilah-milah secara akurat. Jangan ada yang menyerang Singapura  secara kebangsaan, sebab di sana banyak individu dari berbagai suku bangsa menjadi pendukung UAS. Jangan  ada yang menyerang Non-Muslim karena disana banyak pendukung Palestina dari segi kemanusiaan. Jangan  pula menyerang kaum Atheis karena sesungguhnya kuncinya ada di masalah "keadilan".

Kasus UAS ini, perlu jadi pembelajaran untuk saling hormat menghornati dengan tidak keluar dari ajaran yang diyakini. Kini saatnya untuk berpikir cerdas dan epektif. Tegakan keadilan di Palestina. Kaum agamawan sudah saatnya saling rangkul dalam ikatan Pancasila. Jangan terbius kasus yang dilakukan para oknum yang sedang viral pada kisah di atas yang saling bongkar aib, karena oknum itu ada di semua golongan(DN).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun