Kecewa dan pikiran sangat penat itu sangat wajar, karena kondisi pisik sudah mulai lelah.
Untungnya ada malaikat tak bersayap yang selalu menghibur sepanjang perjalanan. Walau harus putar arah penuh kecewa. Perjalanan  terasa nikmat, ketika melihat cerianya malaikat kecil yang lucu dan selalu ceria selama perjalanan. Rombongan jadi fokus ke perilaku lucu anak balita yang ngoceh tanpaakna. Karena suara yang keluar dari mulut mungil itu, memang tidak punya arti. Namun gerak tangan dan jarinya bisa kita pahami.
Keikhlasan  penuh nuansa religi, sangat terasa selama separo perjalanan ini, diduga karena  pengaruh acara sebelumnya yang telah melawat ke orang yang penomenal. Menabur do'a terlebih dahulu sebelum berangkat itu, begitu penting. Apalagi kami merasa kagum kepada almarhum, yang begitu rendah hati. Ada hasrat ingin mencontoh perilaku beliau setelah kami mengunjunginya. Begitu penomenalnya dua  sosok  yang pulang ke akhirat itu, hingga mesjid begitu meluap. Terkebih lagi pulang ke akhirat tepat dimalam "Lailatul Qudar." Walau tanda-tanda lailatul qodar hanya dirasakan individu.
Kesalehan dua tokoh penting dalam dunia pendidikan  lokal di Bekasi, membuat  religius selama perjalanan rombongan kami.Â
Saat bertemu dengan abang parkir yang sedikit menjengkelkan, tampaknya layak jadi bahan konten unik untuk youtube. Sehingga pembaca layak mendapat hikmah dari perilaku pengatur parkir itu. Dia terbukti berhasil dan mampu menyekolahkan anaknya hingga S2.
Karena nuansa religi yang ada  kami semua mengutamakan waktu salat tepat waktu selama perjalanan. Sehabis salat dhuhur di rest area luar tol. Tepatnya di mesjid sekitar pom bensin Plumbon. Sempat  memandikan malaikat tak bersayap. Dan tiduran sejenak di mesjid Plumbon itu, sempat pula foto-foto.
Setelah suasana tenang, dampak sujud di mesjid, pikiran mulai jernih kembali. Akhirnya nerubah pikiran untuk masuk tol kembali, dengan alasan spekulasi, barangkali sudah ada perubahan. Alhamdulillah jalan tol sudah kembali lenggang. Kendaraanpun kembali di pacu diatas 100 km/jam. Walau tak lama kemudian, jalanan lembali tersendat. Begitulah seterusnya.
Bisa diambil khikmah, ketenangan dan keikhlasan, telah mempermudah dan memperlancar suasana perjalanan. Suasana hati demikian karena 3 peristiwa:
1). Melayat 2 tokoh tauladan yang meninggal begitu sempurna.
2). Salat tepat waktu, membuat hati tenang dan pikiran jernih.
3). Malaikat kecil yang selalu ceria sepanjang jalan. Sesungguhnya hal ini, hanya dirasakan oleh kami dan rombonganÂ
Kisah rinci, perjalanan mudik ini, ada di domain my.id berikut ini. Dilengkapi video dan foto yang lebih realistis.  Malaikat Tak Bersayap Menuju Mudik Yogyakarta https://Waglocantik.my.id/1336/malaikat-tak-bersayap-menuju-mudik-yogyakarta  (DN)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H