Mencermati kegiatan skala internasional di atas. Dunia pendidikan dapat mengadopsinya  untuk urusan lokal di dunia pendidikan. Lebih detilnya kelak kita diskusikan dengan pelakunya Ir.Isnawan dari PANDI. Semoga bisa dibuka untuk umum di acara NGUPING#4
Untuk sementara, penulis mencoba meraba-raba kegiatan skala internasional di atas, berdasarkan pengalaman di tempat lainnya. Â Jika diramu dalam bahasa sendiri sbb:
 Pertama, sesuaikan dengan anggaran yang ada agar kegiatan efektif dan efisien. Bicarakan dengan sponsornya.  Jika biaya ditanggung peserta upayakan agar berkeadilan.
 Dua, pesertanya merupakan individu yang punya kompetensi. Jika dicermati dari video itu, tampak lintas bangsa. (dapat diterka dari wajah dan sosok peserta). Sepertinya mereka yang hadir itu manusia pilihan dari berbagai suku dan ras. Entah dari negara mana saja. Yang jelas mereka "simbiosis mutualisme"
 Tiga. Saat acara dimulai, suara pembicara begitu jernih terdengar. Suasana ruangan tampak sangat nyaman, peserta antusias menyimak presentasi. Hal sederhana  inilah yang perlu kita soroti dan mungkin harus ditiru oleh dunia pendidikan kita. Pelayanan prima atau berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
 Empat. Janganlah ingin tampak terlihat gebyar dan spektakuler (riya). Biarkan kegiatan tampak sunyi, sepi saat acara dirancang. Semua harus sesuai perencanaannya  Atur agar peluang berkerumun sangat tipis kemungkinannya. Desainnya  harus diatur sangat matang.  Tidak ada pengerahan masa berlebihan yang bisa melanggar SOP dan protokoler Covid-19. Peserta semuanya dibuat nyaman.
 Lima. Fokus pada hasil. Perlu diingat bahwa proses tidak akan mengelabuhi. Agar dakhsyat hasilnya, dan viral perlu diliput oleh media. Prestasi panitia dokumentasi dan publikasi bisa dilihat dari banyaknya pemberitaan. Ditandai spektakuler di berbagai media dalam liputannya. Tentu karena bobot isi materi pertemuan. Yang utama itu bermanfaat untuk orang banyak. Para penulis  saling mengutif dari resume kegiatan ini.
 Enam. Rancang agar dahsyatnya laksana Bom Nagasaki dan Hirosima. Karena bobot materi begitu dibutuhkan. Dilengkapi dengan liputan media. Jika materinya berbobot biasanya akan terus-terusan jadi pembicaraan dan pergunjingan. Mungkin melampaui batas waktu Apalagi jika semua guru dan siswa semua menulisnya seperti di domain my.id. yang sedang masip dilakukan.
 Tujuh. Gunakan media yang muncul di mesin pencari google. Semakin banyak pembacanya akan muncul di peringkat atas. Inilah latar pentingnya domain my.id.  Karena semua tulisan di domain ini, jika dishare ke medsos akan mudah dilacak mesin pencari.
Melihat suasana penyelenggaraan konferensi internasional dalam video di atas. Tampaknya semua orang bisa merealisasikannya, dengan mudah. Kita bisa menirunya dengan tata ruang dan perangkat elektronika yang linknya bisa dipertanggung jawabkan. Harus bisa menjamin tanpa ada kendala berarti.
Jika benar WCCE 2022 akan diselenggarakan di Bali. Seperti unggahan akun Instagram @khalejesque, Jumat (9/12/2021). Hal ini seharusnya jadi bahan kajian dunia pendidikan. Dnia pendidikan harus berupaya berdampingan dengan dunia industri.