Mohon tunggu...
Fadli Saldi
Fadli Saldi Mohon Tunggu... Digital Marketing -

I'm interest in Journalistic, Writing, Social Media Strategy, and Digital Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Rakyat Menolak untuk Bayar Pajak...

28 Maret 2010   05:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:09 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SANGAT disayangkan ketika rakyat berteriak untuk menolak/boikot bayar pajak. Selogan pajak yang selama ini ditayangkan baik di media elektronik dan cetak "Lunasi Pajak dan Awasi Penggunaanya"  membuat rakyat kecewa .

Selogan pajak tersebut memaksa masyarakat untuk wajib dan taat membayar pajak. Namun, kenyataannya,  mereka yang mengelola pajak sendiri yang tak transparan dalam pengelolaannya. Maka, wajar sekarang rakyat kini bertanya: apakah pajak yang mereka berikan telah digunakan semestinya? Untuk pembangunankah? Atau hanya dinikmati orang-orang seperti Gayus?

Gayus Halomoan P. Tambunan bak kisah-kisah dongeng. Hanya kurang dari lima tahun, hidupnya berubah drastis. Dulu, sebelum "kariernya" bersinar di Direktorat Pajak, lelaki yang dituding terlibat penggelapan pajak senilai Rp 25 miliar dan terkait makelar kasus di tubuh Polri itu tinggal di gang sempit. Ia besar di perkampungan padat di Warakas, Jakarta Utara. Tapi, itu dulu. Kini Gayus tinggal di perumahan elite berharga miliaran rupiah di Gading Park View, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Wow!

Baru lima tahun bekerja di pajak, seandainya gayus sudah bekerja 10 tahun bisa-bisa gayus menjadi orang terkaya di Indonesia. Enak ya kerja di pajak, bisa cepat kaya... hehehe

Walau orang pajak suka makan uang pajak yang notabanenya adalah uang rakyat, tapi saya pribadi masih yakin tak semua orang pajak itu seperti gayus, HARI GINI BELUM ADA NPWP APA KATA DUNIA..?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun