Mohon tunggu...
dilah wahyuni
dilah wahyuni Mohon Tunggu... -

saya hanyalah manusia biasa yang ingin belajar dan ingin menjadi lebih baik... ^_^

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kakak yang Jauh

15 November 2010   06:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:36 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maz Mif, begitu dia disapa, dulu adalah seorang pedagang emping di kota kembang, umurnya 23 tahun di tahun 2010 ini. Dia lulusan STM dan tidak melanjutkan kuliah. “Mau kuliah memakai biaya sendiri”, katanya. Dia adalah seorang kakak yang sangat baik terhadap adik-adiknya dan keluarganya. Sering membawa oleh-oleh jika pulang kampung, sering memeberi uang saku untuk adik-adiknya (termasuk saya ^_^), dan sering memberi nasihat untuk kebaikan adik-adiknya.

Teringat sekali kata-katanya, “Dil, kalau saya pergi, pergi kemana saja lah, sholatnya jangan lupa! Jangan bolong-bolong! Perbanyak baca al-qur’an dan yasin!”. Ini kata-kata yang sering diucapakan dia kepadaku Rabu, 24 Februari 2010, di dapur, di kamar, atau di mana saja. Mungkin kata-kata tersebut disampaikanjuga kepada anggota keluarga yang lain. Memang sejak seminggu sebelum dia pergi, Maz Mif seperti orang yang bingung,, sangat-sangat bingung. Dia seperti mendengar hal-hal yang ghaib, “rungonen” dalam bahasa jawa. Dia pulang dari Bandung mampir ke tempat ayah dan ibuku di Tasik. Tidak seperti biasanya dia mengendarai sepeda motor dan meninggalkan sepeda motornya di Tasik, pulang kampung ke Kebumen menggunakan bus umum.Sesampainya di rumah memang dia terlihat beda dari biasanya, menyalakan kipas angin terus-menerus, kepanasan, padahal keadaannya biasa, tidak panas. Waktunya sholat dia menyuruh adik-adikinya untuk sholat. Pas ditanya, Maz Mif sudah sholat belum?”. “Sudah”. Jawabnya. Padahal dia belum melaksanakan sholat. Tidak tahu mengapa dia takut dengan sholat. Kemudian kami: saya, Maz sarif, maz Mif. Burhan, Sefi,dan Mus melaksanakan sholat berjamaah. Seminggu dia berperilaku aneh seperti ini.

Sore hari Rabu 24 Februari 2010 dia pamit pergi ke rumah teman sekolahnya dulu mengendarai motor bebek 100cc, dilarang tetep saja nekat. Sempat pulang lagi, dia ganti menggunakan motor bebek 125cc. Tak lama kemudian ada berita kecelakaan di jembatan angker sekitar 2 km dari rumah, seorang pria mengalami kecelakaan dengan bus umum. Ternya itu adalah Maz Mif. Sempat dibawa ke rumah sakit terdekat tetapi nyawanya sudah tidak tertolong lagi. Innalillahi wainna ilaihi roji’un.. Ya Alloh, begitu cepat dia dipanggil.

Hari berganti hari, minggu dan bulan pun silih berganti. Ada 1 pesan dari Maz Mif ingin berkurban saat hari Raya Idul Adha. Alhamdulillah. Di hari Raya Idul Adha ini Maz Mif dan keluarga bisa berkurban1 ekor sapi. Semoga dia bahagia,tenang, dna diterima disisi-Nya. Amin amin ya robbal’alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun