Dalam surat tersebut di jelaskan bahwa pelindung dan penolong sejati bagi umat muslim adalah Allah, dan Rasul-Nya juga menyampaikan tentang prinsip bahwa hendaknya muslim menaruh kepercayan dan loyalitas kepada Allah, Rasul-Nya serta sesama orang yang beriman memberitahukan tentang orang yang bisa menjadi penolong kita yaitu orang yang menaati perinta allah dengan shalat, zakat, mendirikan shalat dan menunaikan zakatserta menundukan diri kepada allah, mereka adalah orang orang yang di cintai Allah.
Setiap muslim diharuskan untuk menempatkan loyalitas tertingi kepada Allah dan Rasul-nya. Loyalitas kepada makhluk tidak boleh melebihi sang pencipta dan pemiliknya.
- Loyalitas kepada Sesama Muslim
Loyalitas dalam islam tidak hanya bersifat ilahiyah, namun juga bersifat sosial dan memiliki nilai kuat sebagai pembentuk masyarakat dengan kasih sayang dan keteguhan iman juga perlindungan allah terhadap muslim yang memiliki loyalitas kepada allah dan memenuhi kriteria yang telah tertulis pada Al-quran yaitu :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَنْ يَّرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَسَوْفَ يَأْتِى اللّٰهُ بِقَوْمٍ يُّحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهٗٓۙ اَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اَعِزَّةٍ عَلَى الْكٰفِرِيْنَۖ يُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا يَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لَاۤىِٕمٍۗ ذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan bersikap tegas terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut pada celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”
[QS. Al Maaidah:54]
Orang mukmin yang dapat menjadi loyalitas kita adalah muslim yang Allah pilih memiliki cinta tulus kepada Allah, dan sebagai balasannya Allah pun mencintai mereka. Tak Hanya itu namun mereka juga memiliki sifat rendah hati, bersikap lemah lembut terhadap muslim, menjunjung tinggi persaudaraan dan keimanan, tidak takut pada celaan, tegas terhadap orang kafir, dan berjuang di jalan allah dengan sunggu sungguh untuk mempertahankan kebenaran islam. Merekalah orang-orang yang mendapatkan hadia dan kenikmatan dari allah. Loyalitas terhadap sesame muslim harus di dasarkan pada prinsip kebaikan, dan tidak mendukung atau menyakiti orang lain, serta tidak bertentangan dengan agama.
- Manfaat dari Loyalitas
Loyalitas harus di landaskan oleh ajaran Allah, dengan rasa tulus karna Allah SWT. Ketika seseorang menanamkan sikap loyalitas dengan dasar rasa saling mencintai dan membela karna Allah, maka mereka akan mendapatkan keutamaan yaitu :
- Nabi Muhammad telah menyebutkan bahwa loyalitas merupakan amalan yang ulatama (departemen Dakwah, 2022)
Dari Abu Dzar Radhiyallahu’anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Amal yang paling afdhal adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan dishahihkan Al Albani).
- Allah memberikan janji terhadap umat muslim yang berwala akan di beri anugan di hari kiamat kelak (departemen Dakwah, 2022)
sesamanya karena Allah, akan diberi naungan kelak di hari Kiamat. Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Allah berfirman pada hari Kiamat, ‘Dimanakah orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan aku naungi dia, dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Ku’.” (HR. Ahmad dan Muslim).
- Amalan loyalitas merupakan amalan yang paling di bangakan saat kiamat kelak, amalan ini akan membuat paranabi iri kepadanya. (departemen Dakwah, 2022)
Dari Umar bin Khatthab Radhiyallahu ’anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada di antara manusia biasa hamba Allah, yang mereka bukan Nabi, bukan pula para syuhada’. Namun para Nabi dan para syuhada’ iri kepadanya pada hari Kiamat, karena kedudukan mereka yang dekat di sisi Allah Ta’ala.” “Yaa Rasulullah, sampaikan kepada kami siapakah mereka?,” tanya para shahabat. Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melanjutkan, “Mereka adalah orang yang saling mencintai karena Allah, bukan karena hubungan kerabat, bukan pula karena harta benda yang mereka miliki.” (HR. Abu Daud, Ibn Hibban dan dishahihkan Syuaib Al Arnauth).