Mohon tunggu...
Moses J.
Moses J. Mohon Tunggu... Aktris - dokter

suka bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kanisius dan Dinamika Pendidikan: Sebuah Perjalanan Menuju Transformasi

16 September 2024   10:47 Diperbarui: 16 September 2024   11:02 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kolese Kanisius adalah institusi pendidikan tertua di Indonesia yang memiliki jenjang pendidikan khusus untuk SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Akhir). Kolese Kanisius didirikan pada tahun 1927 oleh Serikat Yesus atau biasa dikenal dengan sebutan Jesuit. Sekolah ini didirikan dengan tujuan memberikan pendidikan berkualitas berdasarkan nilai-nilai Katolik dan membentuk karakter pemimpin yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi. 

Nama "Kanisius" diambil dari Santo Petrus Kanisius, seorang Jesuit dan tokoh reformasi Gereja Katolik di abad ke-16 yang dikenal atas kontribusinya dalam pendidikan dan pembentukan karakter generasi muda. Kolese Kanisius awalnya didirikan untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan Katolik di Batavia (sekarang Jakarta), khususnya bagi kalangan elit dan kaum pribumi terpelajar. 

Seiring berjalannya waktu, Kolese Kanisius terus berkembang menjadi sekolah unggulan dengan fokus tidak hanya pada prestasi akademik tetapi juga pengembangan kepribadian dan kepemimpinan siswa. Filosofi pendidikan di Kanisius menekankan pada cura personalis, yaitu perhatian penuh terhadap pengembangan setiap individu secara holistik: intelektual, spiritual, emosional, dan sosial. 

Kolese Kanisius sudah memulai melakukan perubahan dari fasilitas-fasilitas yang dimiliki. Salah satu proses pembangunan yang sudah dilaksanakan oleh Kanisius adalah pembangunan gedung tengah yang dikenal dengan nama gedung Ignatius. Pembangunan ini dimulai pada saat tahun 2019. 

Saat itu, gedung tengah Kanisius hanya terdiri dari 2 lantai yang berisi perpustakaan dan aula untuk keperluan-keperluan tertentu. Namun, gedung tersebut diruntuhkan dan akan diganti dengan gedung Ignatius yang memiliki 7 lantai dengan isi serba guna. Pembangunan dimulai dan semua orang berharap yang terbaik, terutama warga Kanisius.

Semua orang mengetahui fakta bahwa virus Covid-19 telah menjadi tragedi bagi seluruh masyarakat di dunia akibat kerugian yang ditimbulkan, seperti kematian, kemiskinan, dan kegagalan akan sesuatu. Salah satu kegagalan tersebut adalah banyaknya pekerjaan yang memerlukan kontak fisik dibatalkan atau mengalami pengunduran waktu. 

Benar saja, pembangunan gedung Ignatius ini memakan waktu hampir 4 tahun akibat pengunduran tersebut. Pembangunan ini baru selesai pada tahun 2022 dan diresmikan pada tahun 2023 sebagai gedung yang sudah layak dipakai oleh warga Kanisius. Kini gedung ini bisa dipakai untuk berbagai kepentingan seperti aula, teater, perpustakaan, acara, dan sebagainya.  

Hasil Awal Pembangunan Gedung Ignatius (Gambar diambil oleh Penulis)
Hasil Awal Pembangunan Gedung Ignatius (Gambar diambil oleh Penulis)

Kehadiran gedung ini memberikan manfaat besar bagi seluruh warga Kanisius, mulai dari siswa yang kini memiliki ruang belajar yang lebih kondusif, hingga guru dan staf yang dapat memaksimalkan metode pembelajaran. Gedung ini juga menjadi simbol keberlanjutan visi Kolese Kanisius dalam mempersiapkan generasi masa depan yang unggul, tidak hanya dalam akademik, tetapi juga dalam karakter dan kepemimpinan. Pembangunan gedung ini menunjukan bahwa Kanisius akan terus berkembang dari waktu ke waktu tanpa henti, untuk mencapai kesejahteraan bersama sebagai sekolah yang membangun generasi muda untuk menjadi pemimpin yang melayani sesama.

Hasil Akhir Pembangunan Gedung Ignatius (Gambar diambil oleh Penulis)
Hasil Akhir Pembangunan Gedung Ignatius (Gambar diambil oleh Penulis)

Proses pembangunan Gedung Ignatius di Kolese Kanisius bisa dianalogikan seperti menanam pohon besar yang kokoh. Pada awalnya, dibutuhkan kesabaran dan kerja keras untuk menyiapkan tanah yang subur, seperti halnya perencanaan matang dan pengumpulan sumber daya untuk memulai pembangunan. 

Lalu, benih ditanam dengan harapan besar, mirip dengan peletakan fondasi yang menjadi dasar bagi seluruh bangunan. Selama proses pertumbuhan, pohon membutuhkan perawatan intensif, seperti penyiraman, pemupukan, dan perlindungan dari hama. Begitu pula pembangunan gedung ini memerlukan ketekunan dan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, mulai dari perencanaan hingga para pekerja, untuk menghadapi berbagai tantangan, baik teknis maupun logistik. 

Seiring berjalannya waktu, dengan kerja keras yang konsisten, pohon akhirnya tumbuh besar dan memberikan naungan, buah, serta manfaat bagi banyak orang. Dengan begitu, setelah bertahun-tahun usaha, Gedung Ignatius kini berdiri megah dan memberikan manfaat bagi seluruh komunitas Kanisius, menjadi tempat yang mendukung proses pendidikan dan pengembangan generasi masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun