Mohon tunggu...
Drei Pandu Ananto
Drei Pandu Ananto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

the only one

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berlomba Demi Gelar dan Status

17 Agustus 2024   08:25 Diperbarui: 17 Agustus 2024   08:25 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berburu gelar profesor dengan cara tidak sah di Indonesia. Banyaknya kasus Doktor mencoba mendapatkan gelar profesor demi kepentingan pribadi dan status semakin banyak di Indonesia.

Profesor adalah jabatan fungsional tertinggi dalam kalangan dosen yang masih mengajar di perguruan tinggi atau universitas. Akan tetapi, tidak semudah itu bagi seseorang untuk menjadi seorang profesor, apalagi lebih sulit daripada menjadi doktor. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang profesor adalah telah memperoleh gelar Doktor (S3) minimal tiga tahun, sudah memiliki karya ilmiah yang terpublikasikan di jurnal internasional bereputasi, serta sudah memiliki pengalaman. Sudah pasti bahwa gelar profesor adalah gelar yang sangat dihormati dan hanya bisa dicapai oleh sebagian kecil orang, itulah sebabnya sebagian orang mengejar gelar profesor. Namun, itu menyebabkan banyak orang berusaha mendapatkan gelar profesor dengan cara curang dan tidak memenuhi syarat atau bahkan menggunakan kekuasaan profesor yang mereka miliki untuk kepentingan pribadi mereka sendiri.

Ada sejumlah faktor yang membuat seorang profesor terlibat dalam kasus-kasus seperti korupsi atau memperoleh gelar dengan cara yang tidak etis. Salah satunya adalah tekanan dalam hal harapan yang sangat tinggi dari institusi akademik dan masyarakat. Profesor ditempatkan dengan ekspektasi memberikan kontribusi yang signifikan dalam disiplin akademisnya, baik melalui penelitian, pengajaran, atau pengabdian masyarakat. Ini akan menyebabkan sebagian dari mereka mencari cara instan untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, sistem yang tidak transparan dan tidak dapat diandalkan dalam memberikan gelar profesor juga memunculkan peluang bagi orang-orang yang berusaha mendapatkan gelar ilmiah secara tidak jujur atau tidak sah. Mencapai status profesor menjadi sebuah perlombaan dan bukan demi melayani dan menjadi contoh tokoh institusi pendidikan.

Terdapat banyak profesor yang terlibat dalam skandal korupsi, penelitian menyesatkan, dan mendapatkan gelar secara tidak sah. Menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh Kompas, sekarang telah menjadi jelas bahwa di beberapa universitas ternama, ada terlalu banyak kasus profesor yang dilaporkan terlibat dalam plagiarisme, pemalsuan data penelitian, dan bahkan pembelian karya ilmiah. Sebagai contoh, seorang profesor di salah satu universitas ternama di Indonesia ditemukan melakukan plagiarisme, manipulasi data penelitian, atau bahkan membeli sebuah karya ilmiah. Masalah lain yang dilaporkan oleh Tempo adalah bahwa beberapa dosen menggunakan posisi politik mereka sehingga mereka diangkat sebagai profesor dengan cepat tanpa memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Ini adalah kasus dengan bukti bahwa ada kelemahan dalam sistem penilaian dan pemantauan yang memungkinkan para pemegang otoritas yang seharusnya memberi contoh bagi para pelajar-pelajar di Indonesia.

Akibatnya, dampak dari langkah-langkah ini sangat merugikan, bukan hanya bagi institusi pendidikan tetapi bagi masyarakat juga. Ketika seorang profesor yang diharapkan berperilaku sebagai contoh etika dan refleksi berpikir malah berakhir menjadi pelaku skandal, etos dan minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan bisa turun dengan cepat. Hal ini berdampak pada citra suatu universitas. Generasi berikutnya yang seharusnya mengambil inspirasi dari mereka malah akan tersesatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun