Mohon tunggu...
Hafiz DanuReyhan
Hafiz DanuReyhan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Palangka Raya

Drawing, Playing Game, Writting

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi Indonesia Mengalami Dinamika Pada 2021, Ini Penyebabnya!

7 November 2022   23:15 Diperbarui: 7 November 2022   23:19 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Palangka Raya - Situasi perekonomian Indonesia dapat dijelaskan dengan struktur dan kecepatan pertumbuhan ekonomi yang diturunkan dari indikator PDB. Struktur perekonomian Indonesia menunjukkan kontribusi masing-masing sektor ekonomi dan faktor biaya terhadap pembentukan PDB yang diukur berdasarkan sektor ekonomi. Manufaktur tetap menjadi industri utama dalam perekonomian Indonesia. Industri lain yang memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian Indonesia adalah pertanian, kehutanan dan perikanan, grosir dan eceran mobil dan sepeda motor. Pada tahun 2021, perusahaan-perusahaan tersebut akan memberikan kontribusi 19,25%, 13,28% hingga 12,97% terhadap perekonomian di negara Indonesia. 

Di sisi ekspor, struktur perekonomian Indonesia sebagian besar tidak berubah sepanjang tahun.  Konsumsi rumah tangga (PK-RT) selalu menjadi pendorong terbesar perekonomian Indonesia. 

Pada tahun 2021, komponen PK-RT akan menyumbang 2% atau lebih dari separuh PDB Indonesia. Kemudian ada pembentukan total modal dalam aktiva tetap (PMTB) dan ekspor barang dan jasa yang masing-masing memberikan kontribusi 30,81% hingga 21,56% 

 Perekonomian Indonesia yang lumpuh akibat pandemi COVID-19 perlahan mulai pulih. Ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 3,69% pada tahun 2021 setelah mengalami kontraksi tajam sebesar 2,07% pada tahun sebelumnya. Hampir semua sektor usaha dan seluruh komponen belanja akan mengikuti akselerasi pertumbuhan. 

Ada 17 kategori bidang usaha di Indonesia. 14 bidang usaha mengalami kenaikan pertumbuhan di tahun 2021 dibandingkan 2020. Transportasi dan Pergudangan menjadi bidang usaha yang mengalami pertumbuhan paling besar yaitu 3,24% yang sebelumnya hanya 15,05%. 

Bidang Usaha Akomodasi dan Makanan maupun Minum juga mengalami peningkatan sebesar 3,89%. Namun beberapa bidang usaha juga mengalami penurunan seperti bidang usaha Pelayanan Kesehatan dan  Kegiatan Sosial yang pada tahun 2021 hanya sebesar 10,46% sedangkan di tahun sebelumnya mencapai 11,56%. 

Tidak seperti sektor bisnis, pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat memengaruhi semua komponen pengeluaran. Pertumbuhan komponen ekspor barang dan jasa tercepat sebesar 24,04% pada 2021 setelah mengalami penurunan menjadi sebesar 8,14% di tahun 2020. 

Salah satu kunci yang mempercepat pertumbuhan komponen ini yaitu merupakan suatu penyegaran ekonomi global, terkhususnya bagi beberapa kawan dagang primer Indonesia. Komponen Impor barang dan jasa menjadi faktor penurunnya Produk Domestik Bruto(PDB), dan pengeluaran juga mengalami peningkatan sebesar 23,31% pada tahun 2021 setelah mengalami penurunan terbesar yaitu 16,72% di tahun sebelumnya. 

Komponen-komponen konsumsi pemerintah (PK-P) terus meningkat pertumbuhan positif yang awalnya 1,96% pada tahun 2020 berubah menjadi 4,17% di tahun 2021. 

Percepatan pertumbuhan ini didorong oleh pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa terkait percepatan pembayaran sejumlah urusan penyegaran ekonomi nasional. 

Selain negara Indonesia, negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) juga mengalami penyegaran ekonomi yang diakibatkan dari Pandemi Covid-19 atau yang dikenal dengan sebutan Corona. Dan berdasarkan pada laporan Dana Moneter Internasional (IMF), seluruh negara hampir dalam kerangka ASEAN, laju    pertumbuhan akan meningkat di tahun 2021. Beberapa negara termasuk ASEAN yang terdiri dari negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand maupun Filipina menunjukkan pertumbuhan positif  yaitu sebesar 4,92% setelah mengalami penurunan hingga mencapai 3,39%. Singapura mencatat pertumbuhan tertinggi mencapai 7,61% setelah sempat mengalami penurunan hingga mencapai 4,14%. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun