Mohon tunggu...
EV Simanungkalit
EV Simanungkalit Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Hati yang gembira adalah obat" Interest in cinematography, designer, penyuka pantun & bakmi. Fully thanks for you all & enjoy my post

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Waktu Batas Kehidupan

18 Agustus 2013   19:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:09 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_260322" align="aligncenter" width="600" caption="waktu batas kehidupan"][/caption] Disini kududuk terdiam, jiwa melayang sentuhan hati kecamuk respon tak terkira visualisasi nan pekikan tangis bunda putera tersayang tersenyum manis dari sudut figura Kuhidup sekali, sekali hidup tak terbatas waktu waktu batas kehidupan Kuberdiri, langkah berat berganti kaki ke pintu yang sama saat masuk tadi Derap kaki, debaran jantung di peti mati deras hujan bergilir petir delapan anak tangga semua terhitung Ya, hitunglah Ingatan terlupakan ya, hidup sekali ingat hiduplah...waktu tak terbatas waktu batas kehidupan Terimakasih adik kecil senyuman tak ternilai *Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto, 18/8/2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun