Mohon tunggu...
kuntum melati
kuntum melati Mohon Tunggu... -

hanya ingin mneyuarakan isi hati ataupun opini pribadi yang tercipta dari apa yang terjadi di sekeliling sedang belajar cara mendekonstruksi tatanan sosial yang ada masih belajar cara menulis, sangat terbuka atas semua kritik selamat datang Kawan! Salam Damai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemuda, Konflik, dan Damai

28 Oktober 2009   20:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:30 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selamat Hari Sumpah Pemuda!!!

Kembangkan senyummu

Tunjukkan dirimu

katakan bahwa kau adalah pemuda dan pemudi Indonesia!

Indonesia Unite!

Masih ingatkah Kawan ketika Konflik Ambon-Poso tahun 1999? Konon kabarnya itu terjadi karena pertikaian yang diawali oleh dua pemuda dari Batumerah dan Mardika yang kemudian konflik ini terekskalasi menjadi konflik berdarah, atau contoh lain bagaimana pertandingan sepak bola yang hampir selalu berujung pada kerusuhan- saya sepenuhnya yakin kalau 98% penontonnya adalah pemuda bukan lansia- dan juga tawuran yang terjadi antara Mahasiswa di Makassar beberapa saat lalu, koreksi kalau saya salah tapi saya juga tidak melihat adanya lansia di tayangan televisi yang menyiarkan tawuran itu.

Ada apa dengan pemuda? Kemana sumpahmu yang kau ikrarkan?

Saya sebagai bagian dari generasi muda-mudi Indonesia merasa sedih dengan ini. Kenapa? karena saya yakin sebenernya kita bisa lebih baik dalam menangani semua masalah ini katakanlah itu kemiskinan, diskriminasi, atau politisasi identitas.

Bukankah dideklarasikan kalau kita itu "Satu Bangsa, Bangsa Indonesia" terlepas dari fakta bahwa Indonesia itu terdiri dari 900 ethnic group dengan keunikannya masing-masing. Tapi ingat kita satu Bangsa, Kawan! Bangsa ini bangsa yang besar bukan bangsa yang picik oleh chauvinismenya akan ethnisitas.

Jangan lagi termakan akan politik konflik yang dijual oleh oknum-oknum tertentu, saatnya kita menjalankan politik damai. Konsep yang sudah dideklarasikan oleh para pendahulu kita. Jangan jadikan amarahmu sebagai senjata untuk melawan orang lain tapi gunakan untuk melawan diri sendiri,

Kami butuh amarah, amarah akan ketidakpuasan yang terwujud dalam perjuangan untuk memperbaiki bangsa Indonesia. Kami tidak butuh amarah untuk menghujat,kami -pemuda dan pemudi Indonesia- lebih pandai daripada itu!

Saya percaya ini dan saya harap anda juga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun