Di kompasiana ini banyak sekali orang-orang yang bertindak bak polisi dunia maya. Sibuk memata-matai akun fiktif, copy paste, plagiarisme, pemilik multi akun, muatan esek-esek, gonta ganti nama, sampai tulisan yang dianggap tidak berbobot. Kalau sudah dapat lantas mereka sebar disertai hujatan demi hujatan. Apa mereka ingin dianggap heroik? Bertingkah mirip penegak hukum dadakan yang merasa bisa memberi sanksi moral-etik sekaligus menegaskan diri sebagai penguasa kompasiana. Atau hanya mencari sensasi?
Bahkan orang-orang yang mereka anggap bersalah terus diburu dan dikejar sembari diiringi caci maki. Ada ya orang yang ambisius sedemikian rupa? Buktinya ada. Bisa dilihat mekanisme atau teknik memborbardir yang sangat aktif di lahan komentar. Atau mengirim tulisan kritik sekaligus hardik. Kadang saya pikir mungkin mereka mendapat bayaran dari kompasiana untuk melakukan hal itu.
Rasanya waktu oktober 2010 awal-awal mendaftar Kompasiana, tidak ada tingkah kompasianer yang seperti itu. Kalaupun ada mungkin bisa dihitung dan orang-orangnya itu-itu saja. Tetapi sekarang ini seolah mewabah dan sedikit demi sedikit tulisan-tulisan para polisi kompasianer ini bermunculan. Bahkan dalam hitungan menit, hanya untuk mendiskreditkan kompasianer-kompasianer lainnya. Mereka tidak perduli apakah Kompasiana ramai pengunjung atau ramai penulis. Yang penting tegakkan hukum (tata tertib) dan berangus para pelanggar, pembid'ah, pembangkang, orang-orang yang dituduh merusak nama baik Kompasiana. Bukankah fenomena seperti kian menampakkan kesombongan ego semata? Atau justru malah akibat kehabisan ide akhirnya cari sasaran biar bisa posting tulisan?
just stop that EUREKA, please!