Mohon tunggu...
Edukasi Pilihan

POLYCYSTIC OVARY SYNDROME (PCO’S), oleh Dr. Caroline Tirtajasa SpOG(K)

12 Januari 2014   20:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:54 12833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terapi ini dijalankan bersaman dengan terapi obat-obat yang diperlukan. Pasien PCO yang ingin hamil akan diberikan obat yang akan memperbesar sel telurnya sehingga dapat terjadi ovulasi dan dibuahi oleh sperma. Obat untuk memperbesar sel telur ada bermacam-macam dan biasanya akan dimulai dari yang paling sederhana dan dapat ditingkatkan atau diganti jenisnya bergantung dari respons indung telur penderita PCO. Respons yang baik dapat terlihat dari adanya sel telur yg besar saat pemeriksaan USG pada hari ke 11 siklus haid.

Pasien PCO dengan kondisi resistensi Insulin akan diberikan obat yang akan meningkatkan sensitifitas terhadap hormon Insulin. Obat ini tidak menurunkan kadar gula darah jadi pasien yg mengkonsumsi obat ini tidak perlu takut dengan kondisi hipoglikemik atau gula darah yang rendah.

Respons pengobatan yang baik akan terlihat dari mulai teraturnya siklus haid dan membesarnya sel telur jika distimulasi. Jika tetap tidak didapatkan respon yang diinginkan maka terapi selanjutnya dapat ditingkatkan dengan melakukan LOD (Laparoscopy Ovarian Drilling) atau dengan menyuntikkan FSH (Follicle Stimulating Hormone) rekombinan. Tentunya hal ini akan didiskusikan dengan pasien sebelumnya. Keinginan pasien akan selalu menjadi prioritas Dokter.

LOD adalah prosedur operatif dengan prinsip minimal invasive dimana melalui lubang kecil (0,5 – 1 cm) di perut akan dimasukkan kamera dan alat kecil untuk melakukan drilling atau membuat lubang kecil-kecil sebanyak 4 sampai 6 lubang kecil pada indung telur yang polikistik. Tindakan drilling ini dimaksudkan untuk mengeluarkan hormon LH dan androgen yang berlebih untuk mencapai keseimbangan hormonal sehingga indung telur akan memberi respons yang lebih baik terhadap obat-obat yg akan memperbesar sel telur. Tindakan ini hanya memerlukan 1 hari rawat inap dan pasien dapat beraktivitas normal kembali keesokan harinya.

Pilihan lain adalah dengan menyuntikkan FSH rekombinan setiap hari sampai didapatkan sel telur yang besar. Pada pasien PCO yang resisten terhadap obat stimulan seperti Clomiphene Citrat, diperlukan FSH rekombinan untuk memperbesar sel telurnya jika tindakan LOD tidak dilakukan. FSH diberikan dengan dosis kecil dan lama, ditingkatkan secara bertahap sampai didapatkan sel telur yang besar.

Kesimpulan: PCO adalah kondisi ketidakseimbangan hormonal yang membuat sel telur tetap kecil sehingga tidak ada sel telur matang untuk dibuahi sperma. Terapi dilakukan dengan life style modification, pemberian obat-obat stimulan yang memperbesar sel telur, mengatasi kondisi resistensi Insulin dan terakhir dengan LOD atau FSH. Dampak jangka panjang PCO selain infertilitas atau sulit hamil adalah Sindroma Metabolik (Hipertensi, Diabetes, Hiperkolestrolemia, Hipertrigliseridemia dan Obesitas).

Ditulis oleh Dr. Caroline Tirtajasa SpOG(K)

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan

Subspesialis Fertility dan Hormon Reproduksi

Untuk memberi pengetahuan tentang PCO pada masyarakat awam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun