Mohon tunggu...
I Gusti Agung Ari Sudana
I Gusti Agung Ari Sudana Mohon Tunggu... Lainnya - Dokter

Seorang dokter yang tertarik dengan dunia kedokteran

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Invaginasi (Intususepsi) pada Anak

13 Juni 2024   22:00 Diperbarui: 17 Juni 2024   09:51 1954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Intususepsi adalah keadaan akut abdomen yang terjadi pada anak dimana terjadi masuknya segmen usus proksimal ke segmen usus yang lebih distal yang menyebabkan terjadinya obstruksi usus. Pada bayi usia dibawah 1 tahun penyebab kondisi ini masik idiopatik, sementara penyebab lain bisa karena infeksi virus, limfoma, popil, hemangioma, divertikulum meckel, dll. 

Keadaan ini terjadi bisa dengan adanya lead point atau tidak dimana masuknya segmen usus proksimal ke segmen usus yang lebih distal karena adanya aktivitas peristaltik usus. Obstruksi usus terjadi dengan obstruksi vena dan edema dinding usus, jika tidak dilakukan reduksi lama kelamaan akan menyebabkan iskemik dan nekrosis. Hipersekresi mukus dan perdarahan terjadi yang menyebabkan munculnya gejala red currant jelly stool. Jika tidak ditangani segera kondisi pasien bisa memburu menjadi dehidrasi, syok dan sepsis. Pasien dengan intususepsi akan datang dengan keluhan nyeri kolik abdomen, muntah, perdarahan pada anus (red currant jelly stool), dan teraba massa pada perut pasien.


Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan diantaranya:

  • Foto polos abdomen, dapat memperlihatkan adanya dilatasi usus atau massa
  • Ultrasonografi Abdomen, dapat melihatkan "target sign" atau "doughnat sign"
  • CT Scan Abdomen, dapat dilakukan untuk membantu diagnosis dan penyebab patologi dari intususepsi

Penatalaksanaan yang dapat berupa manajemen nonoperatif dengan memberikan dekompresi nasogastrik, resusitasi cairan, dan reduksi dengan kontras enema. First line terapi dari intususepsi adalah resusitasi nonoperatif dengan menggunakan kontras enema yang berbahan dengan air atau udara. Reduksi hidrostatik menggunakan bahan cairan untuk kontras sementara reduksi pneumatik menggunakan udara untuk kontras. Reduksi nonoperatif dilakukan jika tidak terdapat kontraindikasi berupa terdapat tanda peritonitis, perforasi intestinal, dan hipotensi persisten. Operasi akan dilakukan ketika reduksi nonoperatif tidak berhasil atau tidak komplit, adanya tanda peritonitis, terdapat lead point, dan perforasi intestinal. 

Referensi:

  • Holcomb and Ashcraft's. 2020. Pediatric Surgery. Seventh Edition. Elsevier Inc.
  • Leecarlo M. Lumban Gaon, Willy Hardy, & Padli Sitorus. 2016. Ilmu Bedah Anak: kasus harian IGD, bangsal, & kamar operasi. Jakarta: EGC.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun