"Ga kak. Jangan percaya. Erin berbohong. Tau kan anak kecil suka berbohong." (Sanggah paman dengan nada khawatir)
"Awas yah, jika nanti kamu berbohong seperti itu lagi Rin." (Ucap papa sambil memelototiku)
Saya takut. Tapi, saya tidak bisa melakukan apa-apa. Saya "hanya" seorang anak kecil yang tidak memiliki kekuatan apa-apa, untuk membela diriku sendiri. Entah untuk melakukan perlawanan terhadap aksi pelecehan tersebut, atau meyakinkan papa.
Sejak saat itu saya diam hingga sekarang. Saya tipikal anak yang tidak bisa mengungkapkan semua yang saya rasa. Saya berharap, para calon orang tua dan orang tua dapat belajar dari pengalaman tersebut.
Â
Note: Berdasarkan kisah nyata salah seorang penyintas kekerasan seksual. Nama-nama dalam cerita tersebut hanya samaran, untuk melindungi korban dari berbagai stigma sosial di masyarakat.
Bagi yang mau kisahnya juga dibagikan dalam bentuk cerita bisa kirim di gmail berikut yahh...
k9drani@gmail.com
Salam hangat,
Minni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H