Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi di Bulan Sabit

5 April 2024   22:22 Diperbarui: 5 April 2024   22:28 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada puisi di bulan sabit
Turun mampir padaku
Menopang kelopak mata
Mencegah tangisan datang
Sebab hanya kepada tikar masjid
Air mata boleh diteteskan

Ramadan menjadi jawaban
Yang suci menjadi kenangan
Yang dari hati singgah sebentar
segera pergi kemudian

Dan waktu-waktu selepas ramadan
Dalam dada dan kepala terjadi perubahan
Sebab dahagaku tidak akan sama
Sebab laparku bukan seperti ini juga
Sebab bunyi hati menjadi lain
Gambar cinta akan berubah

Kepada bulan sabit
Yang mejeng di atas langit
Yang tidak utuh dan gagah sendirian
Ajari aku mewarnai malam
Cara keluar dari hati yang kelam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun