Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Quotes dari Puisi Chairil Anwar yang Melegenda

28 April 2023   23:55 Diperbarui: 29 April 2023   00:04 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Quotes Chairil Anwar. ( Sumber Gambar: Gurusiana.id)

Qutes "sekali berarti sudah itu mati berasal dari puisi Chairil Anwar berjudul Diponegoro. Puisi tersebut ditulis atau diterbitkan pada tahun 1943. Dua tahun sebelum Indonesia merdeka. Puisi tersebut begitu naratif, membangun suasan perjuangan yang sepertinya merujuk pada perang Diponegoro.

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
( Kutipan Bait awal puisi Diponegoro karya Chairil Anwar)

Kutipan bait puisi tersebut menggambarkan momen perjuangan tokoh yang disebut sebagai "tuan". Beberapa diksi seperti "Maju. Serbu.Serang. Terjang", menyampaikan semangat perjuangan dalam sebuah peperangan. Nama Diponegoro dalam judul puisi itu mencerminkan bahwa tokoh yang dibacarakan pada puisi ini ialah Diponegoro.

Chairil Anwar hendak menyampaikan semacam "tribute" untuk dedikasi perjuangan Diponegoro. Chairil Anwar melakukan pencatatan situasi perjuangan Diponegoro melalui sajak-sajak puisi ini.

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati
( Bait lengkap kutipan puisi Diponegoro , karya Chairil Anwar)

Sebagai pembaca, kita mungkin saja dapat menemukan satu kata yang tepat untuk mewakili makna lain dari quotes Sekali Berarti Sudah itu Mati yaitu patriotik.

2. Mampus kau dikoyak-koyak sepi"

Kata-kata Mutiara atau ungkapan dari kutipan puisi Chairil Anwar yang kerap kita temukan yaitu " Mampus kau dikoyak-koyak sepi". Quotes yang satu ini sepertinya cukup populer dan mengena di kalangan anak muda. Kita dapat menemukannya sebagai mural atau coretan-coretan estetik di dinding tepian jalan.

Quotes tersebut berasal dari puisi Charil Anwar berjudul " Sia-sia". Puisi ini ditulis atau diterbitkan pada tahun 1943. Ya, rupanya fenomena kesepian sudah terjadi sejak sebelum Indonesia merdeka. Quotes mampus kau dikoyak-koyak sepi, sepertinya memang berasal dari tema cinta. Kita dapat menemukannya pada bait berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun