Keempat jenis memaafkan tersebut tidak selalu menjadi proses yang kronologis. Tergantung kasus dan pengalaman emosional individu. Sebab, setiap jenis memaafkan tersebut memiliki karakteristik dan implikasi yang berbeda-beda. Â Sehingga tidak semua jenis memaafkan tepat untuk semua situasi.
Kendati demikian, Dr. Robert D. Enright. Dalam bukunya yang berjudul "Forgiveness Is a Choice: A Step-by-Step Process for Resolving Anger and Restoring Hope", Enright menjelaskan tentang pentingnya memaafkan dalam konteks spiritual dan hubungannya dengan kesehatan mental dan kebahagiaan.Â
Hal tersebut dapat kita temukan misalnya dalam ajaran agama Islam. Â Umat muslim dianjurkan untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan di hari raya Idul Fitri. Oleh sebab itu, momen Idul fitri dapat menjadi ajang memaafkan secara spiritual. Sehingga hati kita harus suci dan bersih dari rasa permusuhan dan amarah dengan orang lain.Â
Marendra Agung J.W
April, Idul Fitri 2023
Sumber konsep:
Jurnal Psikologi Volume 11 No.1, Juni 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H