Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kartini Hibrid

20 April 2023   16:21 Diperbarui: 22 April 2023   12:01 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ibu dan Anak ( Sumber: Pixabay.com)

Kartini  itu tampak kehujanan di ujung siang ini
Wajahnya lesu matanya mengantuk
Ia  bukanlah raden
Bukan pula ajeng
Hanya perlu satu nafas memanggilnya, " mamah.."
Ya,  Mamah Kartini di tengah hujan abad 21,
Jangan tanyakan teori kemandirian kepadanya
Kamu akan malu melihatnya bangun selalu lebih dulu
Merebus air hingga hangat
Menyiapkan popokmu
Menyiapkan makananmu
Dan membuat tangismu reda

Tolong jangan tanyakan padanya tentang pendidikan
Khawatir kamu akan diberi pertanyaan balik,
Siapa yang mengajarkan kamu membaca Nak?
Coretan dinding kamar warna-warni bersaksi
bahwa pendidikan utamamu bukanlah pagar berkarat dan papan tulis pucat
Kartinimu adalah saksi pertama ketika kamu mengenal huruf "i"
dengan itu kamu  mampu mengeja kata kartini


Kartinimu adalah Mamah Kartini
bergerak dari urusan ubin
hingga urusan cicilan rumah
Dari urusan bubur buatmu
hingga perihal dasi terbaik buat ayahmu
Ya, Kartinimu itu tidak akan sempat berdebat tentang emansipasi
Sehingga jangan kamu tagih teori kesetaraan gender darinya

Tapi tengoklah,
bagaimana daun cabai dan wortel di dapur
Begitu rupa tertata rapi untuk tersaji
Itu bukan tentang pria dan wanita
Itu juga bukan tentang buta huruf dan kemampuan membaca
Melainkan tentang apa yang harus kamu makan
Dan apa yang jangan sampai kamu makan
Sebab, baginya kamu haruslah sehat

Oh Mamah Kartini !
berlari membelah hujan
kuyup  di beranda rumah!
Kain batik dan kebaya adalah masa lalu
Handuk, pampers, dan kaos oblong adalah rutinitas
Sebab di dalam kamar, kamu sudah merengek-rengek , menantinya tiba
Oh bagaimana kiranya jika Kartini yang raden itu bertemu dengan Mamah Kartini?
Apakah Kartini abad 19  akan berkata kepadanya, " Kau begitu kuat! Musuhmu memang bukan patriarki,  tapi kebosanan!"

Marendra Agung J.W

20 April 22023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun