Siswa angkatan baru telah berdatangan memenuhi ruang kelas di sekolah-sekolah Indonesia.Â
Tahun ajaran baru, dengan semangat baru, dengan harapan perubahan pembelajaran tengah berlangsung. Kami berkenalan dan saling melempar tanya, "Buat apa kita belajar Bahasa Indonesia?"
Pertanyaan antik, unik, sekaligus kritis itu rupanya masih bergentayangan di benak siswa.Â
Sejumlah siswa baru dari tingkat X SMA melempar pertanyaan tersebut. Boleh jadi, tidak hanya di Jakarta atau di tempat saya mengajar, namun di setiap sekolah Indonesia pertanyaan dengan maksud serupa mungkin juga kerap muncul di benak siswa.
Lantas, bagaimana memberi jawaban untuk pertanyaan tersebut? Adakah itu sekedar pertanyaan "retoris" belaka? sehingga tidak benar-benar memerlukan jawaban logis?
Saya menganggap pertanyaan itu murni dan mendasar dari kebingungan siswa. Boleh jadi mereka belum mengerti tentang apa yang sebenarnya penting ketika mereka belajar. Tak terkecuali ketika belajar bahasa Indonesia di SMA.
Perihal jawaban untuk pertanyaan tersebut, siswa perlu memahaminya dengan sejumlah analogi sederhana.Â
Pertama, misalnya, apakah pertanyaan "Buat apa kita belajar bahasa Indonesia?", Itu memiliki kesamaan latar belakang dengan pertanyaan "Buat apa ikan belajar berenang?" Sehingga menimbulkan logika pertanyaan, buat apa orang Indonesia belajar berbahasa Indonesia?
Menurut siswa, sebagai orang Indonesia tentu akan lebih logis jika mereka belajar bahasa Inggris, bahasa Jerman, atau Bahasa Arab misalnya. Sebab sejak lahir, bahasa Indonesia sudah menjadi kebiasaan mereka sehari-hari.