Angin berhembus lebih kuat. Sesuatu yang lembut pun melintasi kedua tubuh remaja itu. Ada tali yang tak kasat mata, terjalin di kedalaman dada mereka satu sama lain.
"Kamu tahu tentang adopsi, Im?
Nuhai menghabiskan teh dinging. Seperti menghimpun kekuatan untuk menyatakan sesuatu yang penting.
"Maksud kamu anak angkat?"
Perasaan Boim terlalu bahagia untuk tema cerita Nuhai yang menyedihkan. Tapi bagaimana lagi, sebab Boim selalu menikmati setiap momen bersama dengan Nuhai.
"Ya, seorang anak yang entah bagaimana ada di tangan sepasang suami istri, yang bukan benar-benar orang tua kandungnya."
Boim kehilangan kata. Ia mulai tergopoh meminum teh dinginnya, sambil merangkai -rangkai kejadian yang dikisahkan oleh Nuhai kemudian.
"Bagaimana aku bisa menemukan ibuku? Sedangkan sejak bayi aku bersama orang yang merawatku atas dasar kasih sayang sosial. Haruskah aku membayangkan bahwa ibuku telah mati?"
"Em, kamu gambar saja wajah ibumu yang di rumah? Bukankah ia yang merawatmu."
"Entahlah, aku tak begitu menyukainya."
"Atau bolehkah aku memberi saran?"